Menonton video secara online sudah menjadi kebiasaan pengguna internet Indonesia beberapa tahun terakhir ini. Berdasarkan survey APJII, sebanyak 69,64 persen pengguna internet Indonesia memanfaatkan internet untuk mengakses video online.
Kebiasaan menonton video online ini pun diprediksi bisa menggeser televisi sebagai sumber iklan utama di Indonesia. Waktu yang dihabiskan orang untuk menonton video online hampir menyamai waktu menonton televisi. Berdasarkan temuan Akamai Technologies dan Kadence International, rata-rata waktu menonton video online di Indonesia adalah 7,7 jam seminggu sedangkan rata-rata waktu menonton televisi adalah 7,8 jam.
Hal tersebut membuat para pemilik bisnis mulai menginvestasikan dana lebih banyak di iklan video online atau biasa juga disebut sebagai video marketing.
Apa Itu Video Marketing?
Video marketing adalah metode marketing yang memanfaatkan video di platform online sebagai media utamanya. Video marketing dapat mudah ditemukan di berbagai platform video online dan media sosial seperti YouTube, Facebook, dan Instagram.
5 Kelebihan Video Marketing
Video marketing layak untuk Anda manfaatkan bukan tanpa alasan. Video marketing memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri dibanding metode marketing lainnya. Berikut adalah lima kelebihan video marketing:
1. Video Membantu Konsumen Memahami Produk Anda
Pelanggan terkadang malas membaca sampai selesai mengenai detail produk Anda. Jika mereka tidak memahami kelebihan produk Anda, tentu kemungkinan untuk membeli pun semakin kecil. Anda bisa memanfaatkan video marketing untuk membantu pelanggan memahami produk Anda. Menurut HubSpot, 87 persen pelanggan menginginkan perusahaan untuk merilis lebih banyak video ke depannya.
2. Penggunaan Video Marketing Terus Meningkat
Pada tahun 2017 baru 63 persen perusahaan yang memanfaatkan video marketing. Angka tersebut selalu meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2018 tercatat 81 persen perusahaan sudah mulai menerapkan video marketing dan diprediksi akan meningkat hingga 87 persen pada 2019 (Wyzowl). Jika Anda ingin memenangkan persaingan tentu Anda juga harus mengikuti tren yang ada, salah satunya adalah menggunakan video marketing.
3. Video Marketing Meningkatkan Conversion
Penggunaan video marketing yang terus meningkat tentu ada alasannya. Alasan utama video marketing banyak digunakan oleh perusahaan adalah meningkatkan conversion. Berdasarkan survey Wyzowl, 72 persen pelaku bisnis menyatakan video marketing membantu meningkatkan conversion bisnis mereka secara signifikan. Semakin tinggi conversion, semakin tinggi pula keuntungan yang akan Anda dapatkan.
4. Pelanggan Lebih Suka Membagikan Video
Semua pelaku bisnis tentu ingin kampanye marketingnya tersebar secara viral di seluruh internet. Semakin viral kampanye marketing, semakin banyak orang yang membicarakan merek Anda. Tentunya hal ini baik untuk membangun brand awareness produk Anda di masyarakat.
Salah satu usaha yang dapat Anda lakukan untuk membuat kampanye marketing viral adalah menggunakan video. Sebab orang-orang lebih suka membagikan video dibanding jenis konten lainnya. Berdasarkan laporan Mill for Business, 92 persen pelanggan membagikan video marketing yang menarik ke teman-temannya.
5. Video adalah Masa Depan Marketing
Menurut Cisco, 80 persen trafik internet pada 2019 akan didominasi oleh video dan diperkirakan akan terus meningkat ke depannya. Temuan ini merupakan trigger untuk semua pelaku bisnis agar segera memanfaatkan video marketing. Sebab pelanggan Anda lebih suka mengonsumsi video dibanding jenis konten lainnya dan Anda harus bisa menjangkau mereka di platform yang paling mereka sukai, yaitu video.
Jenis-Jenis Video Marketing
Terdapat berbagai jenis video marketing dan Anda bisa memilih jenis yang paling cocok dengan bisnis Anda. Berikut adalah beberapa jenis video marketing yang umum digunakan:
1. Video Demo
Video demo menampilkan bagaimana produk Anda bekerja. Anda bisa menunjukkan unboxing produk dan mencoba produk tersebut.
2. Video Branding
Video branding merupakan bagian penting dari kampanye iklan bisnis Anda. Tujuan utama dari video branding adalah membangun brand awareness perusahaan Anda. Video branding biasanya berisi visi, misi, dan solusi apa yang ditawarkan perusahaan Anda kepada masyarakat.
3. Video Event
Ketika perusahaan Anda mengadakan sebuah acara seperti konferensi, seminar, diskusi, atau peluncuran produk, pastikan Anda mengabadikan acara tersebut dalam bentuk video.
4. Video Interview Pakar
Menampilkan pakar yang membagikan opininya akan membantu Anda untuk mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Anda bisa melakukan wawancara dengan influencer di industri Anda untuk jenis video ini.
5. Video Tutorial
Terkadang tutorial dalam bentuk teks belum cukup untuk menjelaskan langkah-langkah yang kompleks. Anda bisa membantu pelanggan untuk memahami langkah per langkah tutorial menggunakan video tutorial.
6. Video Animasi
Video animasi memudahkan Anda untuk menjelaskan hal-hal abstrak di bisnis Anda.
7. Video Live
Berbeda dengan video event yang dirilis ketika acara selesai dan melalui proses editing, video live memungkinkan Anda untuk menampilkan event secara langsung. Anda bisa menemukan fitur live video di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube.
8. Video Webinar
Video webinar adalah seminar yang diadakan secara online. Jadi peserta video webinar bisa mengikuti seminar tanpa harus keluar rumah. Peserta hanya perlu mendaftar melalui form yang disediakan penyedia webinar dan akan diundang untuk menonton seminar secara online.
Buat Rencana Video Marketing
Sebelum membuat video marketing, Anda perlu membuat rencana terlebih dahulu. Sama seperti melakukan kampanye marketing lainnya, membuat rencana merupakan langkah penting agar Anda tidak kehilangan arah ketika membuat video marketing. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika membuat rencana video marketing:
Pertama, target audiens. Pahami audiens yang ingin ditargetkan untuk video marketing yang Anda buat. Memahami target audiens akan memudahkan Anda untuk menentukan hal penting selanjutnya, yaitu tujuan.
Kedua, tujuan. Setiap segmen audiens memiliki kriterianya masing-masing sehingga tujuan yang dicapai dari video marketing pun berbeda-beda. Setelah memahami target audiens, kini saatnya tentukan tujuan apa yang bisa dicapai melalui video marketing. Tujuan yang bisa dicapai pun bermacam-macam, dari membeli produk, mengunduh ebook, atau sekadar mendaftar sebagai anggota.
Ketiga, media publikasi. Menentukan media publikasi mana yang ingin Anda gunakan untuk menerbitkan video marketing adalah hal penting. Sebab setiap platform video memiliki karakteristik dan ketentuan berbeda. Anda harus mempertimbangkan ketentuan dari platform penerbit video agar bisa menampilkan video marketing yang optimal dan efektif.
Keempat, waktu rilis. Anda juga perlu menentukan kapan video marketing akan dirilis sehingga Anda bisa memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat video. Selain itu, Anda bisa mengejar momentum untuk merilis video marketing, terutama jika Anda mengejar promo seasonal tertentu.
Kelima, anggaran. Berapa biaya yang perlu Anda keluarkan untuk membuat video marketing dari proses persiapan sampai video dirilis? Hal ini harus dihitung dengan cermat agar Anda tidak mengeluarkan biaya berlebihan dengan hasil minim.
Cara Membuat Video Marketing dalam 11 Langkah
Setelah membuat rencana yang matang, kini Anda bisa mulai membuat video marketing. Di bawah ini adalah 11 langkah mudah membuat video marketing:
1. Buat Skrip Video
Sama seperti ketika membuat jenis video lainnya, video marketing pun membutuhkan skrip. Membuat skrip sangat penting dalam video marketing agar memudahkan Anda dalam editing di akhir. Skrip membantu Anda menentukan gambar apa saja yang perlu diambil sehingga dapat digabungkan menjadi sebuah cerita.
Awali skrip Anda dengan membuat outline. Buat poin-poin penting apa saja yang ingin Anda tampilkan dalam sebuah video marketing. Kemudian Anda bisa membuat tabel yang terdiri dari dua kolom. Kolom sebelah kiri adalah audio atau voice over, sedangkan kolom sebelah kanan adalah gambar yang ditampilkan.
[Judul] Panduan Lengkap Memulai Video Marketing |
---|
Audio/Voice Over | Gambar |
Kini pemilik bisnis dituntut untuk bisa membuat video marketing karena konsumen Indonesia lebih suka melihat konten dalam bentuk video. Pada episode kali ini, kami akan memandu Anda membuat video marketing efektif dari proses perencanaan sampai merilis video. | Orang menonton YouTube |
[Teks Audio] | [Gambar yang cocok dengan audio] |
[Teks Audio] | [Gambar yang cocok dengan audio] |
Tabel di atas adalah contoh bagaimana membuat skrip untuk video marketing Anda. Mulai dengan menuliskan teks audio yang ingin Anda tampilkan di video marketing. Perlu diingat, bahasa yang digunakan untuk artikel blog dan video berbeda. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, jelas, dan interaktif. Hindari penggunaan bahasa teknis yang rumit.
2. Pilih Kamera yang Sesuai
Terdapat banyak pilihan kamera yang bisa Anda gunakan untuk membuat video marketing. Bahkan Anda bisa mengambil gambar menggunakan kamera smartphone sekali pun. Hal yang terpenting adalah Anda memahami cara penggunaan kamera yang Anda gunakan.
Anda bisa saja menggunakan kamera profesional seperti DSLR. Akan tetapi, jika Anda tidak paham cara penggunaanya, video yang Anda hasilkan akan biasa-biasa saja atau bahkan kurang baik kualitasnya.
Meskipun menggunakan kamera smartphone, Anda bisa tetap menghasilkan kualitas video yang baik apabila memahami cara penggunaannya. Jadi pilih kamera yang menurut Anda sesuai dengan kebutuhan dan pelajari cara kerjanya. Luangkan waktu untuk membaca petunjuk manual kamera dan tutorial menggunakan kamera tersebut.
3. Pahami Teknis Pengambilan Kamera
Secara umum ada beberapa teknis pengambilan kamera yang perlu Anda ketahui sebelum membuat video marketing.
– Frame Rate
Frame rate adalah jumlah gambar (frame) yang ditampilkan setiap detik dalam video yang ditunjukkan dalam frame per second (fps). Pengaturan frame rate paling dasar di banyak kamera adalah 24 fps dan 30 fps.
Banyak pakar videografi yang menyatakan kalau 24 fps sering digunakan untuk mengambil gambar yang lebih “cinematic look”. Sedangkan 30 fps lebih banyak digunakan untuk video kebanyakan.
– Aperture
Aperture adalah ukuran bukaan lensa. Seperti mata manusia, lensa juga membuka dan menutup sesuai cahaya yang masuk. Aperture diukur dengan skala f-stop. Berikut adalah tingkatan f-stop: f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, dan f/16.
Semakin kecil angka f-stop, semakin besar bukaan lensanya. Sebaliknya semakin besar angka f-stop, semakin kecil bukaan lensanya. Jadi bukaan lensa terbesar adalah f/1.4 dan bukaan lensa terkecil adalah f/16.
Aperture berguna untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke lensa. Ketika aperture diatur menjadi kecil dan Anda mendapatkan banyak cahaya masuk, Anda bisa mendapatkan fokus subjek yang menonjol dibanding latarnya. Sebaliknya, ketika aperture diatur menjadi besar dan Anda mendapatkan sedikit cahaya masuk, Anda bisa mempertahankan fokus subjek di frame yang besar.
– Shutter Speed
Secara sederhana, shutter speed adalah seberapa cepat sebuah kamera “berkedip”. Mungkin Anda pernah melihat seekor cheetah yang sedang berlari cepat tertangkap kamera dan terlihat seolah-olah berhenti. Foto semacam itu kemungkinan diambil menggunakan pengaturan shutter speed tinggi.
Shutter speed diukur dalam skala 1/X. Semakin besar X, semakin cepat shutter speed. Shutter speed kecepatan tinggi biasanya digunakan untuk menangkap objek-objek yang bergerak cepat. Sebaliknya semakin kecil X, semakin lambat shutter speed. Shutter speed lambat biasanya digunakan untuk mengambil objek yang bergerak lambat.
– ISO
ISO berfungsi untuk mengukur sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Di kamera Anda akan melihat ukuran ISO sebagai 200, 400, 800, 1600, dan seterusnya. Semakin besar angka ISO, semakin sensitif kamera terhadap cahaya. Sedangkan semakin kecil angka ISO, semakin menurun sensitivitas kamera terhadap cahaya.
Untuk menentukan angka ISO yang tepat, Anda perlu mempertimbangkan cahaya alami di set studio. Jika objek yang akan Anda ambil sudah mendapatkan cukup cahaya, Anda bisa mengatur ISO pada angka yang kecil. Sebaliknya, jika Anda merasa cahaya tidak cukup, Anda bisa mengatur ISO ke angka yang lebih besar.
– White Balance
White balance berfungsi untuk memberitahu Anda temperatur warna di tempat Anda mengambil gambar. Setiap tipe cahaya menghasilkan warna yang berbeda. Misalnya, lampu bohlam yang biasa digunakan di rumah menghasilkan warna yang hangat.
– Focus
Kebanyakan kamera DSLR memungkinkan Anda untuk mengambil gambar menggunakan fokus otomatis (auto focus) atau fokus manual (manual focus). Anda bisa mengatur fokus secara manual untuk menitikberatkan pada bagian tertentu dari objek yang diambil. Misalnya, ketika mengambil gambar wawancara, Anda bisa mengatur fokus pada wajah orang yang diwawancara.
4. Siapkan Alat Pendukung Kamera
Agar mendapatkan hasil video marketing yang maksimal, Anda perlu menyiapkan beberapa alat dasar pendukung kamera. Pertama, tripod. Tripod membantu Anda mengambil gambar dengan stabil.
Kedua, siapkan juga baterai cadangan dan memory card. Dua barang ini mungkin terlihat sepele, tapi fungsinya sangat penting. Mengambil gambar sering membutuhkan waktu lama sehingga mempunyai beberapa baterai kamera cadangan memungkinkan Anda untuk mengambil gambar terus menerus. Begitu juga dengan memory card. Jangan sampai pengambilan gambar berhenti di tengah jalan hanya karena memori sudah penuh dan Anda harus memindahkan footage ke laptop dulu.
Ketiga, mic eksternal atau clip on. Setiap kamera biasanya sudah dilengkapi mic internal. Namun, jika Anda sedang mengambil gambar orang berbicara di tengah keramaian atau kamera terlalu jauh dari objek yang diambil, mic bawaan kamera tidak bisa menangkap suara dengan jelas. Oleh karena itu, Anda juga perlu menyiapkan mic eksternal atau biasa disebut juga sebagai clip on.
5. Siapkan Talent
Meskipun talent Anda sudah berpengalaman, bukan berarti mereka tidak perlu persiapan. Persiapkan talent jauh-jauh hari agar mereka bisa memahami skrip yang akan mereka sampaikan. Anda memang bisa menggunakan prompter untuk membantu talent mengingat skrip, tapi sebaiknya talent juga memahami betul apa yang mereka sampaikan. Jadi video marketing yang Anda hasilkan bukan sekadar talent yang membacakan skrip, melainkan talent yang betul-betul paham pesan yang mereka sampaikan.
6. Terapkan Metode Shoot for The Edit
Umumnya cameraman dan editor video adalah dua orang berbeda. Terkadang terjadi perbedaan pendapat antara cameraman dan editor mengenai footage yang sudah diambil. Mungkin menurut cameraman footage yang diambil sudah lengkap dan sempurna. Namun, menurut editor footage masih kurang dan sulit untuk diedit.
Untuk menjembatani perbedaan keduanya, Anda bisa menerapkan metode shoot for the edit. Shoot for the edit adalah metode mengambil gambar (footage) sambil membayangkan bagaimana gambar tersebut akan diedit. Jadi cameraman bisa mengambil footage yang cukup dan editor bisa mengeditnya dengan mudah.
Langkah pertama di metode ini adalah meninggalkan jeda (buffer) di bagian awal dan akhir setiap footage. Jeda ini akan memudahkan editor untuk memotong dan menggabungkan satu footage dengan footage lainnya.
Kedua, siapkan banyak b-roll. B-roll adalah footage cadangan untuk satu scene tertentu yang diambil dari beberapa angle berbeda. Dengan jumlah b-roll yang cukup, editor akan lebih mudah untuk membuat variasi editing di versi final video.
Ketiga, tandai footage terbaik. Ketika mengambil satu scene, bisa saja Anda mengulang pengambilan gambar hingga 10 kali, 20 kali, atau bahkan lebih. Dari sekian banyak footage yang Anda ambil, tandai mana yang terbaik. Hal ini akan memudahkan editor ketika memilih footage mana yang cocok untuk dimasukkan ke dalam video.
Meskipun bisa dibilang kegiatan yang membosankan, merapikan footage merupakan bagian penting dari proses video marketing Anda. Footage ini adalah modal untuk membuat video marketing yang mengesankan. Berikut adalah langkah merapikan footage yang efektif:
Pertama, siapkan harddisk eksternal. Jumlah footage yang Anda ambil sangat banyak dan bisa menghabiskan tempat penyimpanan di komputer yang akan mempengaruhi kinerja komputer Anda. Selain itu, menyimpan footage di harddisk eksternal juga memudahkan Anda untuk mentransfer data berukuran besar ke editor.
Kedua, pisahkan video yang akan digunakan dari footage. Buat satu folder terpisah yang berisi footage yang akan digunakan. Jadi Anda tidak akan bingung footage mana yang berguna dan footage mana yang bisa dihapus.
8. Edit Video
Sampai langkah ini, Anda sudah memiliki footage pilihan yang akan diedit. Saatnya memilih software video editor yang dapat Anda gunakan. Beberapa software video editing yang populer adalah Blender, Lightworks, Shotcut, VSDC Free Video Editor, Openshot, dan iMovie.
Jika Anda memiliki anggaran lebih untuk membeli video editing premium, Adobe Premiere Pro adalah salah satu pilihan yang bisa Anda pertimbangkan. Adobe Premiere Pro sudah terbukti kualitasnya dan menjadi standar bagi kebanyakan video editor. Anda bisa membeli lisensi Adobe Premiere Pro mulai dari harga 138 ribu rupiah per bulan.
9. Pilih Background Music
Selain footage, elemen penting lain dalam sebuah video adalah musik. Musik bisa membantu menghidupkan mood dan tone video marketing Anda. Pilihan musik yang tepat akan membantu penonton fokus, bahkan terbawa emosinya ketika menonton video marketing Anda.
Anda bisa memilih jenis musik apa saja yang tentu disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan dan audiens yang Anda targetkan. Walaupun begitu, Anda harus berhati-hati dalam memilih musik. Yang saya maksud berhati-hati di sini adalah pilih musik yang copyright-nya jelas.
Untuk amannya Anda bisa mencari musik bebas copyright seperti di Bensound. Namun, tentu pilihan musik bebas copyright terbatas. Jika Anda ingin menggunakan musik yang secara hukum dimiliki seseorang, sebaiknya minta izin kepada pemiliknya terlebih dahulu dan Anda juga harus bersiap-siap membayar royalti kepada pemilik musik.
10. Rekam Voice Over
Setelah mengedit semua footage menjadi satu video utuh dan menambahkan musik yang cocok, Anda juga bisa menambahkan voice over. Voice over adalah audio narasi yang tidak diucapkan oleh talent di depan kamera.
Tidak semua video membutuhkan voice over dan Andalah yang menentukan apakah video Anda membutuhkan voice over atau tidak. Jika narasi dari talent sudah dirasa cukup, Anda tidak perlu menambahkan voice over. Namun, jika narasi talent belum cukup, Anda bisa menambahkan voice over. Anda pun bisa membuat video tanpa talent dan narasinya digantikan oleh voice over.
Baik membuat voice over untuk sebagian video atau keseluruhan video, pastikan untuk merekam suara di tempat yang sunyi agar suara terdengar jelas. Selain itu, pastikan voice over sesuai dengan gambar yang muncul di layar.
11. Rilis Video
Terdapat berbagai pilihan untuk merilis video marketing Anda. Anda bisa merilis video marketing di YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, atau bahkan TikTok. Platform mana pun tidak masalah asal Anda sudah melakukan riset sebelumnya. Pastikan platform yang akan Anda gunakan adalah platform yang banyak digunakan oleh target audiens Anda. Dengan merilis video di platform yang tepat, kemungkinan untuk mendapatkan konsumen lebih besar.
Kesimpulan
Membuat video marketing adalah salah satu usaha Anda untuk mengikuti keinginan pasar yang mulai bergeser dari kebiasaan menonton televisi menjadi menonton video secara online. Kabar baiknya tidak seperti iklan di televisi, video marketing bisa dimanfaatkan oleh siapa saja. Bahkan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pun bisa menggunakan video marketing. Diharapkan artikel ini dapat membantu Anda membuat video marketing yang efektif. Selamat mencoba!
No comments:
Post a Comment