Pernah Mendengar Marketplace? Simak Pengertian & Jenisnya
Apa Itu Marketplace? Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!
Transaksi perdagangan online (ecommerce) di Indonesia memiliki masa depan cerah. Pasalnya, nilai transaksinya terus meningkat selama lima tahun terakhir. Marketplace adalah salah satu pemain terbesar dalam bisnis ecommerce Indonesia.
Berdasarkan data yang dirilis Katadata, pada tahun 2014 nilai transaksi perdagangan online Indonesia hanya berada di angka 25,1 triliun rupiah dan pada tahun 2016 sudah mencapai angka 108,4 triliun rupiah. Diperkirakan pada tahun 2018 nilai transaksi tersebut akan meningkat hingga 144,1 triliun rupiah.
Aktivitas jual beli secara online memang sedang naik daun dalam beberapa tahun belakangan. Mungkin Anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang berdagang di dunia maya.
Salah satu platform yang paling banyak digunakan untuk berdagang secara online di Indonesia adalah marketplace. Apakah Anda sudah familiar dengan istilah marketplace?
Atau mungkin Anda sudah menjadi salah satu pengguna marketplace? Sebenarnya apa itu marketplace? Apa saja jenis-jenisnya? Marketplace apa saja yang populer di Indonesia? Apa bedanya dengan online shop atau toko online biasa? Semua akan dibahas di artikel ini.
Marketplace adalah perantara antara penjual dan pembeli di dunia maya. Situs marketplace bertindak sebagai pihak ketiga dalam transaksi online dengan menyediakan tempat berjualan dan fasilitas pembayaran. Bisa dikatakan marketplace adalah deparment store online.
Jenis-Jenis Marketplace
Pada umumnya terdapat dua jenis kerja sama di situs marketplace Indonesia, yaitu marketplace murni dan konsinyasi.
1. Marketplace Murni
Kerjasama marketplace murni adalah ketika situs marketplace hanya menyediakan lapak untuk berjualan dan fasilitas pembayaran. Penjual yang melakukan kerjasama marketplace diberikan keleluasaan lebih banyak dibandingkan kerjasama konsinyasi.
Penjual berkewajiban untuk menyediakan deskripsi dan foto produk secara mandiri. Selain itu, penjual juga dapat menerima penawaran harga dari pembeli. Jadi sebelum melakukan pembayaran, pembeli dapat melakukan penawaran harga kepada penjual. Setelah mendapatkan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak, pembeli bisa mengirimkan sejumlah uang ke rekening yang disediakan marketplace.
Contoh marketplace Indonesia yang populer di dengan jenis kerjasama pertama adalah Tokopedia, Bukalapak, Elevenia, Blanja, dan BliBli. Beberapa contoh marketplace dari luar negeri yang populer di Indonesia adalah Shopee (Singapura), Lazada (Singapura), JD.ID (Tiongkok), Amazon (Amerika Serikat), dan Rakuten (Jepang)
2. Marketplace Konsinyasi
Jenis kerjasama yang kedua adalah konsinyasi atau istilah mudahnya adalah titip barang. Jika penjual melakukan kerjasama konsinyasi dengan situs marketplace, ia hanya perlu menyediakan produk dan detail informasi ke pihak marketplace.
Salah satu contoh marketplace yang menyediakan kerjasama konsinyasi adalah Zalora. Contoh marketplace lain yang menggunakan jenis kerjasama ini adalah Berrybenka.
Pihak situs marketplace akan mengurus penjualan dari foto produk, gudang, pengiriman barang, hingga fasilitas pembayaran. Berbeda dari jenis kerjasama sebelumnya, di jenis kerjasama ini pembeli tidak bisa melakukan penawaran harga karena alur semua alur transaksi ditangani oleh situs marketplace.
Perbedaan mendasarnya terletak pada tanggung jawab penjual dan alur transaksinya. Alur transaksi di marketplace terjadi langsung antara penjual dan pembeli, sedangkan kerjasama konsinyasi semua alur transaksi langsung ditangani situs marketplace.
5 Contoh Marketplace Terbesar di Indonesia
Persaingan marketplace di Indonesia semakin ketat. Pemain-pemain baru dan lama perlu bersaing untuk merebut konsumen Indonesia. Lima besar marketplace di bawah ini semuanya termasuk dalam jenis marketplace murni karena jangkauan pasarnya lebih banyak dan beragam.
1. Tokopedia
Tokopedia adalah marketplace yang didirikan oleh William Tanuwijaya pada Februari 2009. Di usia kesepuluhnya Tokopedia berhasil mendapatkan predikat marketplace terbesar di Indonesia dengan jumlah kunjungan per bulan mencapai 137.200.900.
Tidak hanya itu, Tokopedia juga termasuk menjadi salah satu startup unicorn Indonesia. Artinya valuasi marketplace ini sudah mencapai lebih dari 1 milyar dollar Amerika.
2. Bukalapak
Di posisi kedua ada Bukalapak yang juga menyandang gelar startup unicorn seperti Tokopedia. Bukalapak adalah marketplace yang didirikan oleh Ahmad Zaky pada pada 2010 di Bandung, Jawa Barat. Marketplace ini berhasil mengumpulkan 115.256.600 pengunjung per bulan pada awal 2019.
3. Shopee
Shopee adalah marketplace asal Singapura yang sejak 2015 mulai mengekspansi pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Setelah empat tahun sejak ekspansi Shopee berhasil menjadi marketplace terbesar ketiga di Indonesia.
Kunjungan bulanan Shopee mencapai sekitar 74.995.300. Marketplace yang berada di bawah SEA Group ini mampu merebut perhatian konsumen Indonesia dengan kampanye-kampanye kreatifnya yang melibatkan selebritas internasional seperti Blackpink.
4. Lazada
Lazada sepertinya mulai kesulitan menghadapi persaingan dengan marketplace lainnya. Awal 2018 Lazada adalah marketplace dengan pengunjung terbanyak. Sayangnya pada 2019 Lazada hanya mampu menduduki peringkat keempat dengan jumlah pengunjung sebanyak 52.044.500 per bulan.
5. Blibli
Blibli adalah marketplace hasil buatan PT Global Digital Niaga, anak perusahaan dari Djarum. Marketplace ini berhasil menduduki peringkat kelima dengan jumlah pengunjung sebesar 32.597.200 per bulan.
Apa Beda Marketplace dengan Online Shop?
Selain marketplace, mungkin Anda juga sering mendengar istilah online shop atau toko online. Apakah marketplace dan online shop adalah dua hal yang sama?
Jawabannya adalah bukan, marketplace dan online shop adalah dua platform yang berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada perantara. Marketplace adalah perantara yang menghubungkan para penjual dengan pembeli.
Di sisi lain, online shop atau toko onlinetidak memerlukan perantara. Penjual langsung menjual produknya di platform mandiri kepada pembeli. Jadi tidak ada perantara sama sekali.
Berjualan melalui online shop atau toko online menuntut Anda untuk lebih mandiri. Anda perlu membuat website, mengelola pemasaran melalui media sosial, dan langsung berurusan dengan konsumen.
Walaupun begitu, dengan mengelola website toko online sendiri memiliki keuntungan lebih banyak dibanding hanya berjualan melalui marketplace. Terlebih lagi jika Anda sudah mempunyai merek sendiri.
Beberapa contoh merek yang sukses membangun online shopnya sendiri adalah Bro.do, Erigo Store, Bukupedia, Babyzania, dan Rabbani.
Apa saja keuntungan mengelola website toko online sendiri?
Pertama, toko online Anda akan lebih dipercaya oleh konsumen. Berdasarkan riset Verisign, 84 persen konsumen lebih percaya kepada toko online yang memiliki website resmi dibanding toko online yang hanya mempunyai laman media sosial.
Kedua, toko online Anda akan lebih mudah untuk muncul di hasil pencarian Google. Muncul di hasil pencarian Google ini penting karena 81 persen konsumen melakukan riset melalui mesin pencari terlebih dahulu sebelum membeli produk secara online.
Ketiga, mengurangi ketergantungan pada pihak lain, dalam hal ini marketplace. Anda bisa mempelajari bagaimana mengelola website toko online sendiri, bukan sekadar mengelola lapak di pihak lain.
Keempat, pada akhirnya Anda akan membutuhkan website toko online sendiri. Jika Anda sedang mengembangkan merek sendiri, website adalah kebutuhan utama dalam branding produk di dunia maya.
Kelima, dengan mengelola website toko online sendiri, Anda memiliki toko pusat yang seluruh pengelolaannya di bawah kontrol Anda, bukan pihak lain. Jadi ketika ada masalah atau perubahan kebijakan di marketplace, Anda tidak kelimpungan karena punya toko sendiri.
Kesimpulan
Apakah Anda sudah paham tentang apa itu marketplace dan perbedaannya dengan online shop atau toko online? Saya harap artikel ini bisa membantu Anda menentukan platform berjualan online Anda.
Anda bisa berjualan di marketplace dan punya website toko online sendiri. Anggap saja bahwa website toko online Anda adalah toko pusat dan marketplace hanya cabang dari toko pusat tersebut.
Ini merupakan langkah antisipasi jika terjadi masalah atau perubahan kebijakan di pihak ketiga, dalam hal ini marketplace. Dengan memiliki website toko online sendiri, Anda masih mempunyai toko yang tidak terkena imbas masalah atau perubahan kebijakan dari pihak ketiga karena kontrol website toko online sepenuhnya ada pada Anda.
Membuat website toko online adalah prioritas utama bagi para penjual online, terutama yang sudah memiliki merek sendiri. Selain bisa menjadi sarana promosi, website toko online juga meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek Anda. Selamat berjualan online!
Cara Menggunakan Google Analytics (Panduan Lengkap)
Cara Menggunakan Google Analytics (Panduan Lengkap)
Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!
Google Analytics adalah tool wajib bagi pemilik website. Dengan menginstall Google Analytics di website, Anda bisa dengan mudah memantau trafik web.
Namun, bukan sekedar trafik saja yang bisa Anda ketahui. Platform ini juga menyediakan berbagai data soal performa sebuah situs. Mulai dari dari mana sumber trafik, data demografi pengunjung, konten populer, dan lain-lain.
Kesemua data tersebut bisa Anda jadikan bahan evaluasi konten dan situs web. Misalnya, Anda bisa memutuskan konten mana yang perlu ditulis ulang atau dioptimasi. Plugin apa yang perlu ditambah. Aspek teknis apa yang perlu diperbaiki. Konten atau produk mana yang menarik pengunjung.
Semua hal soal website Anda bisa diketahui lewat Google Analytics. Asal….Anda tahu cara menggunakan Google Analytics.
Di artikel ini, Anda akan belajar cara menggunakan Google Analytics. Kami akan menjelaskan pada Anda cara membaca semua data analytics. Setidaknya ada enam jenis data Google Analytics yang perlu Anda tahu:
Sebelum bicara teknis cara menggunakan Google Analytics, ada baiknya Anda belajar istilah-istilahnya lebih dulu. Sebab, Google Analytics memiliki banyak sekali menu dan bagian.
Tanpa mengetahui dengan baik beberapa istilah penting, Anda bisa-bisa bingung dan tak menggunakan service ini secara maksimal.
Berikut adalah beberapa istilah penting dalam Google Analytics:
Organizations ━ Ketika Anda memiliki banyak produk dan metrik untuk diukur, Organisasi adalah mengelompokkan kesemuanya dalam satu “folder”. Lewat Organization, Anda bisa menggunakan beberapa layanan Google sekaligus seperti Analytics, Tags Manager, dan Optimize. Anda juga bisa mengatur user, akses data, dan integrasi antar-produk.
Accounts ━ Ialah akses poin Anda ke layanan Analytics. Anda perlu setidaknya satu akun untuk bisa menggunakan dan memantau metrik dari Google Analytics.
Properties ━ Properti merupakan sebutan untuk objek yang metriknya dipantau oleh Analytics. Objek yang dimaksud bisa berupa website, aplikasi ponsel, atau device. Nantinya, Analytics akan mengeluarkan tracking ID khusus untuk tiap properti yang dipantau.
Views ━ Sebutan untuk data spesifik yang Anda inginkan dalam sebuah properti. Misalnya, Anda bisa membuat masing-masing view khusus untuk keseluruhan trafik web, trafik AdWords, traffic subdomain, dan sebagainya.
Session ━ Interaksi antara user dengan halaman web dalam jangka waktu tertentu. Umumnya, Google Analytics menghitung interaksi sampai user tidak aktif (tidak melakukan interaksi) selama 30 menit.
Bounce rate ━ Persentase atau jumlah pengunjung yang meninggalkan web setelah melihat satu halaman saja.
Cara Menggunakan Google Analytics
Setelah Anda paham istilah-istilah di atas, langsung saja kami bahas cara membaca data Google Analytics. Sebetulnya, enam cara di bawah hanyalah secuil dari keseluruhan data yang bisa didapat Analytics.
Namun, untuk permulaan, keenam cara ini sudah cukup untuk mengenalkan Anda pada Google Analytics. Keenam cara ini juga sudah lebih dari cukup untuk menganalisis performa web atau blog sederhana.
1. Realtime
Dalam menu Realtime > Overview, Anda bisa mengecek metrik realtime web. Ketika Anda yang membuka web, aplikasi, atau device Anda di saat itu, data yang terekam bisa langsung diakses
Dalam halaman Overview, ada beberapa data yang akan nampak:
Jumlah user yang membuka web secara realtime;
Pembagian user berdasarkan device yang digunakan untuk akses web (dekstop vs. mobile);
Pageview per menit;
Pageview per detik;
Top referral;
Top social traffic;
Top keywords;
Top active pages;
Top locations.
Kesemua data di atas tersedia dalam bentuk sederhana. Untuk tampilan yang lebih lengkap, Anda bisa akses submenu Locations, Traffic Sources, Content, Events, dan Conversions di bawah Realtime.
2. Demografi Audiens / Audience Demographics
Siapa yang mengunjungi website Anda? Dari mana saja mereka berasal? Topik bahasan apa yang mereka minati?
Itu semua bisa diketahui dengan Google Analytics. Bahkan, dibandingkan empat menu utama lainnya, bagian Audience memberikan insight yang sangat lengkap.
Untuk lihat tampilan sederhana alias rangkuman data audiens, Anda bisa menuju Audience > Overview. Pada bagian ini, Anda bisa melihat data seperti:
Jumlah pengguna;
Jumlah tayangan halaman;
Jumlah pengguna baru;
Jumlah halaman dibuka dalam satu sesi;
Jumlah sesi;
Jumlah sesi per pengguna;
Bounce rate / sesi pantulan;
Demografi berdasar bahasa, negara, dan kota;
Sistem operasi yang digunakan;
Informasi sistem operasi ponsel yang dipakai audiens.
Di luar data di atas, Anda juga bisa mengetahui info spesifik soal audiens. Klik Audience > Demographics untuk tahu jenis kelamin dan usia audiens.
Anda juga bisa cari tahu topik apa yang disukai audiens melalui Audience > Interests. Lewat menu ini, Anda bisa tahu topik apa yang diminati pengunjung (Affinity Categories), produk apa yang diminati dan siap dibeli (In-Market Segments), dan keduanya (Other Categories).
3. Perilaku Pengunjung / Visitors’ Behaviour
Jangan kira interaksi pengunjung dengan konten web tak bisa dipetakan. Lewat Audience > Behaviour, Anda bisa tahu bagaimana sebetulnya audiens merespons setiap halaman di website.
Karena data ini sangat penting untuk Anda ketahui, kami akan bahas bagian ini secara khusus. Ada lima macam data yang akan dibahas, yaitu pengunjung baru vs. pengunjung lama, frekuensi dan keterkinian, engagement, kualitas sesi, dan kemungkinan konversi.
Pengunjung Baru vs. Pengunjung Lama / New vs. Returning
Di sini, Anda bisa mendeteksi jumlah pengunjung unik atau audiens yang baru pertama kali mengunjungi web. Di samping itu, Anda juga bisa tahu berapa banyak pengunjung setia Anda.
Bukan cuma angka mentah saja yang bisa diketahui. Dalam kedua kategori data itu, terdapat keterangan lebih lengkap tentang bounce rate, jumlah halaman per sesi, dan durasi rata-rata per sesi.
Semua keterangan tersebut bisa membantu Anda memetakan perilaku audiens baru dan audiens lama.
Frekuensi dan Keterkinian / Frequency & Recency
Bagian ini bisa agak membingungkan. Tapi, kami akan coba sederhanakan untuk Anda.
Frekuensi berarti seberapa sering pengunjung kembali pengunjung web dalam waktu tertentu. Google akan merekam setiap kali audiens mengunjungi web Anda.
Katakanlah, seorang pengunjung membuka web Anda empat kali dalam seminggu. Google akan memisahkan setiap sesinya dan menghitungnya secara terpisah. Setiap sesi itu diberi nama “sesi pertama”, “sesi kedua”, “sesi ketiga”, dan seterusnya.
Berbeda lagi dengan keterkinian. Data ini menunjukkan jangka waktu (dalam hari) sejak pertama kali audiens berkunjung ke web. Jika seorang pengunjung membuka web di hari Senin, lalu membukanya lagi di hari Kamis ━ ia akan dihitung sekali berkunjung sejak sesi pertama.
Engagement
Lewat engagement, Anda bisa mengetahui dua macam data. Pertama soal durasi sesi. Kedua adalah kedalaman halaman.
Di durasi sesi, Google mendaftar sesi dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, sesi 0-10 detik, 11-30 detik, 31-60 detik, dan seterusnya. Anda bisa cek jumlah sesi dan jumlah tayangan halaman untuk tiap rentang sesi.
Kedalaman halaman atau page depth menjelaskan berapa banyak halaman yang dibuka dalam satu sesi. Sama halnya seperti durasi sesi, Anda juga bisa tengok jumlah sesi dan jumlah tayangan halaman pada kategori kedalaman halaman.
Kualitas Sesi / Quality Session
Seperti namanya, Google menilai kualitas sesi dalam skala 1 sampai 100. Semakin kecil angkanya berarti semakin rendah kualitas sesi. Dalam kata lain, sesi yang dimaksud semakin jauh dari transaksi. Sebaliknya, nilai tinggi artinya semakin berkualitas dan dekat dengan transaksi.
Google juga menghitung jumlah sesi, sesi dengan transaksi, dan sesi tanpa transaksi untuk tiap-tiap skala kualitas sesi. Dengan begitu, Anda bisa memetakan tren jumlah kunjungan untuk sampai ke konversi.
Kemungkinan Konversi / Conversion Probability (Beta)
Di samping menilai kualitas sesi, Google juga menghitung kemungkinan konversi audiens. Mirip dengan metrik sebelumnya, Google memberi nilai dalam skala 1-100. Semakin kecil nilainya, semakin kecil kemungkinan konversi. Begitu pun sebaliknya, nilai besar berarti tinggi pula kemungkinan konversi.
Penghitungan data masih tersedia dalam versi beta. Google hanya bisa memerlukan minimal 1000 kali transaksi ecommerce untuk bisa menganalisis conversion rate. Jika jumlah transaksi minimal tidak penuhi atau Google tak yakin dengan hasil analisisnya, opsi ini takkan tersedia di Google Analytics Anda.
4. Semua traffic / Overall traffic
Jumlah trafik adalah satu aspek penting yang perlu Anda tahu. Data ini menunjukkan seberapa banyak website Anda dikunjungi dalam jangka waktu tertentu. Dari sini, Anda bisa tahu seberapa populer web yang dimiliki.
Namun, jumlah trafik berbeda dengan jumlah pengunjung unik. Pada bagian ini, Google hanya menghitung berapa kali halaman dibuka. Jika pengunjung membuka satu halaman hingga 10 kali, jumlah buka itu jugalah yang akan dihitung.
Untuk mencari tahu semua traffic, Anda bisa klik menu Acquisition > All Traffic.
Di bawah All Traffic masih ada pilihan channel, treemaps, source/medium, dan refferals. Keempat opsi tersebut bisa Anda gunakan untuk melihat secara detail trafik web.
Misalnya, di bagian Channel atau Saluran, Anda bisa lihat channel marketing apa saja yang menyumbang kunjungan ke web. Lebih lanjut soal ini akan dibahas pada bagian Sumber Traffic atau Traffic Source.
Di bagian Treemaps atau Peta Hierarki, Anda mendapatkan bantuan visual untuk melihat tren trafik di web. Tampilan macam ini lebih intuitif. Di samping juga, Anda bisa data mana yang relatif penting, hubungan antara dua data berbeda.
Kemudian pada opsi Source/Medium atau Sumber/Media, terdapat daftar channel marketing beserta sumber spesifik yang menyumbang trafik pada web. Anda bisa tahu, misalnya, media sosial apa yang bekerja dan dengan cara apa (referral, cpc, atau organik).
Pilihan terakhir ialah Referrals atau Rujukan yang berisi alamat website. Alamat web yang disebutkan itulah, besar kemungkinan, memuat link menuju website Anda.
5. Sumber Traffic / Traffic Source
Ada banyak jalan untuk sampai ke website Anda. Cara paling umum adalah dengan mengetikkan URL ke address bar di browser. Tapi bisa juga, pengunjung menemukan web lewat mesin pencari, website lain yang memberi backlink, atau pun iklan.
“Jalan-jalan” yang ditempuh pengunjung bisa Anda ketahui dengan Google Analytics. Dengan mengetahui data ini, Anda bisa mengevaluasi sumber trafik. Anda juga bisa gunakan data sebagai bahan pertimbangan dalam membuat promo atau strategi menjangkau audiens.
Untuk tahu sumber trafik website, klik Acquisition > All Traffic > Channels.
Pokoknya, ada empat traffic source dalam Google Analytics. Keempatnya, yaitu organic, direct, referral, dan social. Berikut penjelasannya:
Organic ━ trafik yang didapatkan dari hasil pencarian di mesin pencari semacam Google, Bing, Yahoo!, dan lainnya.
Direct ━ trafik berasal dari URL yang langsung diketikkan di address bar browser.
Refferals ━ memuat daftar website atau channel yang mengirimkan trafik pada web.
Social ━ mendaftar media sosial apa saja yang mengirimkan trafik pada website Anda.
Selain keempat sumber di atas, ada juga paid search dan email. Kedua sumber trafik ini biasanya hanya ditemukan pada web bisnis dan ecommerce.
Paid search merupakan trafik yang didapatkan dari iklan. Lalu, email merupakan trafik yang didapatkan ketika Anda melampirkan URL web di newsletter atau email marketing.
6. Kecepatan Website / Website Speed
Selain Google PageSpeed Insight dan tools lain, Anda bisa sekalian mengecek kecepatan website lewat Google Analytics. Untuk itu, cukup klik Behaviour > Site Speed.
Jika Anda menginginkan tampilan sederhana, Anda bisa pilih menu Overview atau Ringkasan. Berikut beberapa data yang ditampilkan di halaman ringkasan:
Waktu Muat Halaman Rata-rata;
Waktu Pengalihan Rata-rata;
Waktu Pemeta Domain Rata-rata;
Waktu Sambungan Server Rata-rata;
Waktu Respons Server Rata-rata;
Waktu Download Halaman Rata-rata;
Kecepatan situs berdasarkan browser, negara, dan halaman.
Di luar data di atas, waktu load setiap halaman juga bisa dicari pada bagian Page Timings atau Waktu Halaman. Google sengaja mengurutkan dari halaman populer dan menyebutkan waktu yang dibutuhkan untuk load halaman tersebut.
Google pun memberikan rekomendasi ideal untuk loading halaman. Klik bagian Speed Suggestions atau Saran Kecepatan. Pilih halaman mana yang ingin Anda ketahui. Kemudian klik link pada kolom Saran Kecepatan Laman.
Nantinya, Anda akan langsung dibawa ke pop-up Google PageSpeed Insight. Pop-up ini akan menganalisis halaman web yang diminta. Dalam waktu singkat, Anda kan dapatkan saran-saran yang bisa diterapkan untuk mempercepat waktu load. Atau, Anda bisa juga mendownload dan menerapkan 20+ Tips Membuat WordPress Super Cepat (ebook).
Kesimpulan
Ada banyak macam data yang bisa didapatkan dengan Google Analytics. Namun sebagai pemula, Anda setidaknya perlu tahu enam hal: realtime, demografi pengunjung, perilaku pengunjung, jumlah trafik, sumber trafik, dan kecepatan website.
Kalau Anda butuh insight yang lebih spesifik, Anda boleh cek artikel Google Analytics khusus untuk bisnis. Artikel tersebut khusus membahas cara membandingkan performa web dengan kompetitor, mengecek lokasi pengunjung, kompatibilitas browser, cara tahu kata kunci populer, penyebab pengunjung exit halaman, dan waktu yang strategis untuk mengirim email.
WAMP Server: Cara Download & Install dengan Mudah – Panduan Blog Online
WAMP Server: Cara Download & Install dengan Mudah
Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!
Apache, PHP, dan MySQL hanya bisa berjalan pada sistem operasi Linux dan tidak tersedia secara native untuk platform Windows. Jadi bagi Anda yang ingin menjalankan web server Apache, PHP, dan MySQL di Windows, Anda perlu menggunakan WAMP Server.
Di sini, kami akan memberikan penjelasan mengenai apa itu WAMP Server. Tak lupa, kami juga akan bahas cara download dan install WAMP server dengan mudah.
WAMP adalah singkatan dari Windows, Apache, MySQL, dan PHP. WAMP digunakan untuk menjalankan web server pada sistem operasi Windows. WAMP menjadi salah satu software paling populer di kalangan developer, karena sering digunakan untuk menginstall WordPress di komputer pribadi.
Fungsi WAMP adalah sebagai virtual/local server yang dijalankan di komputer Anda. Software ini digunakan untuk melakukan testing semua fitur WordPress tanpa perlu khawatir adanya risiko atau masalah di website yang online. Ini mungkin terjadi karena “website” sama sekali tidak terkoneksi dengan internet dan hanya terinstall di komputer Anda.
Adanya WAMP akan mempermudah pekerjaan back-end dan front-end developer. Karena mereka dapat mendesain dan mengembangkan website tanpa khawatir mengubah kode yang ada di dalam website. Dengan kata lain, Anda juga bisa menggunakan WAMP Server untuk mengeksplorasi situs dan inti konten.
Cara Download WAMP Server
Untuk mengunduh WAMP web server buka situs resmi WAMP dan download sesuai dengan versi Windows Anda.
Setelah Anda mengakses situs resmi WAMP, Anda akan diarahkan pada halaman seperti di bawah ini. Download file yang sesuai dengan Operating System Anda. Pada panduan ini kami menggunakan Operating System x64.
Selanjutnya, akan muncul popup dan klik pada download directly seperti pada gambar di bawah ini.
Kemudian, tunggu hingga proses download selesai. File tersebut memiliki size 517MB. Pastikan memiliki koneksi internet yang stabil agar tidak terjadi error saat proses download berjalan.
Cara Install WAMP Server
Setelah proses download selesai, cari file setup WAMP Server di folder download Anda. Lalu, ikuti langkah-langkah instalasi di bawah ini.
1. Pilih Bahasa
Pertama, buka setup instalasi WAMP Server lalu pilih bahasa yang akan Anda gunakan selama instalasi. Pada tutorial ini menggunakan bahasa English. Klik OK untuk melanjutkan instalasi.
2. Read License Agreement
Selanjutnya, Anda akan diberikan perintah untuk membaca License Agreement dari WAMP Server. Pilih I accept the agreement untuk menerima license Agreement. Klik Next untuk melanjutkan.
3. Tentukan Lokasi Instalasi
Kemudian, pilih lokasi untuk install WAMP Server pada komputer Anda. Pada tutorial ini kami menginstall di lokasi C:wamp64. Setelah menentukan lokasi instalasi, klik Next untuk melanjutkan.
4. Pilih Komponen Tambahan
Setelah itu, pilih komponen tambahan instalasi. Fungsi komponen ini adalah untuk memperlancar penggunaan WAMP Server dan mendukung file dengan kapasitas besar. Sesuaikan komponen tambahan yang dipilih seperti pada gambar di bawah ini. Jika sudah, klik Next untuk melanjutkan instalasi.
5. Tentukan Nama Aplikasi
Sebenarnya Anda bebas mengganti nama aplikasi yang akan ditampilkan pada Start Menu. Akan tetapi, demi kemudahan saat mencari aplikasi ini, sebaiknya gunakan nama Wampserver64 saja.
6. Mulai Proses Instalasi
Setelah memberikan komponen tambahan, Anda bisa memulai proses instalasi WAMP server. Klik Install untuk melanjutkan proses.
7. Pilih Browser
Saat proses instalasi akan selesai, Anda akan diberikan pilihan untuk memilih browser yang akan digunakan untuk menjalankan tampilan default dari WAMP server. Klik Yes untuk memilih browser.
Selanjutnya, pilih Chrome app dan klik Open untuk melanjutkan proses instalasi.
8. Pilih Text Editor
Kemudian, pilih aplikasi Text Editor yang akan digunakan untuk edit file host pada WAMP Server. Klik Yes Untuk melanjutkan.
Pada panduan ini kami menggunakan text editor Sublime Text. Anda bisa menggunakan text editor seperti Notepad atau text editor yang biasa Anda gunakan. Klik Open untuk melanjutkan instalasi.
Tunggu instalasi hingga selesai dan klik Finish.
9. Cek Instalasi WAMP Server
Setelah instalasi berhasil, buka WAMP Server dan tunggu hingga berjalan di komputer Anda. Lalu, pilih show hidden icons yang ada pada pojok kanan taskbar Anda dan klik kiri icon WAMP Server. Saat Anda membukanya, Anda akan menemukan shortcut untuk memeriksa dan menggunakan Apache, MySQL, PHPMyAdmin, MariaDB.
Untuk memastikan apakah web server Apache Anda aktif dan berjalan di Windows, klik menu localhost.
Kemudian, Anda akan diarahkan pada halaman default seperti pada gambar di bawah ini. Pada halaman default, Anda dapat menambahkan Virtual Host, membuka phpMyAdmin, dan cek informasi php.
WAMP vs XAMPP
Kalau Anda sudah mengenal WAMP, besar kemungkinan Anda juga pernah dengar XAMPP. Lalu, apa perbedaan keduanya?
XAMPP dan WAMP memiliki perbedaan cukup signifikan. Hal yang paling kelihatan adalah WAMP hanya dapat digunakan pada sistem operasi Windows. Di sisi lain, XAMPP tersedia di berbagai sistem operasi seperti Linux, Mac OS, dan Windows.
Di sini, kami akan menjelaskan beberapa perbedaan lain antara XAMPP dan WAMP.
XAMPP
WAMP
Memiliki lebih banyak ekstensi dibandingkan dengan WAMP.
Memiliki jumlah ekstensi yang lebih sedikit dan kurang lengkap.
Dilengkapi dengan Perl, Apache, MySQL, dan PHP.
Dilengkapi dengan MySQL, PHP, dan Apache, tetapi tidak memiliki Perl.
XAMPP dikenal dengan interface yang clean dan sederhana, dan ideal untuk pemula.
Interface yang sederhana. Tidak cocok untuk pemula karena sulit untuk dipahami. Namun, lebih disenangi oleh developer karena memiliki tampilan yang sederhana dan melekat.
XAMPP didukung oleh beberapa sistem operasi Mac OS, Linux, dan Windows.
WAMP hanya didukung oleh sistem operasi Windows.
Kesimpulan
WAMP adalah salah satu virtual server yang bisa Anda gunakan untuk proses percobaan pembuatan website. WAMP termasuk aplikasi yang populer dan banyak digunakan.
Di artikel ini kami sudah membahas bagaimana cara download dan install WAMP server dengan mudah. Tidak hanya itu, kami juga membahas apa saja perbedaan dari WAMP dan XAMPP.
Sedikit tips saja. Ketika Anda ingin membuat virtual server, jangan lupa untuk melihat kebutuhan dan sistem apa yang akan Anda buat.
Demikian artikel kami, Jika Anda masih memiliki pertanyaan, Anda bisa meninggalkan pertanyaan di kolom komentar di bawah artikel ini. Semoga artikel ini membantu!
Cara Install Android Studio di Windows (Tutorial Lengkap)
Cara Install Android Studio (Tutorial Lengkap)
Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!
Untuk membuat aplikasi Android, Anda memerlukan software khusus. Salah satu software yang paling populer dan mudah digunakan adalah Android Studio. Melalui artikel ini, kami akan menjelaskan secara lengkap mengenai cara install Android Studio.
Anda membutuhkan perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:
RAM minimal 3GB. Direkomendasikan 8GB RAM.
Minimal 2 GB penyimpanan yang tersedia. Direkomendasikan 4 GB (500 MB untuk IDE dan 1,5 GB untuk Android SDK dan sistem emulator)
Nah, jika spesifikasi komputer Anda sudah sesuai, Anda bisa mengikuti langkah-langkah cara install Android Studio di bawah ini. Cara install Android Studio sendiri terdiri dari dua langkah utama, yaitu:
Setup Android Studio
Install SDK Android Studio
Di bawah ini kami akan menjelaskan kedua langkah utama tersebut secara lengkap.
1. Setup Android Studio
Berikut ini adalah langkah pertama cara Install Android Studio :
1.1. Download Android Studio
Sebelum melakukan instalasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengunduh file Android Studio. Buka link di sini untuk mengunduh file tersebut lalu klik Download Android Studio.
1.2. Install Android Studio
Setelah selesai download file Android Studio, buka file tersebut dan ikuti instruksi instalasi di bawah ini:
Pertama, akan muncul halaman seperti pada gambar di bawah ini. Klik Next untuk melanjutkan ke proses instalasi.
1.3. Pilih Komponen Tambahan
Kemudian pilih komponen tambahan untuk install Android Studio. AVD (Android Virtual Device) ini fungsinya adalah untuk mengkonfigurasi perangkat yang dijalankan dengan emulator Android. Sesuaikan komponen tambahan yang dipilih seperti pada gambar di bawah ini. Jika sudah klik Next untuk melanjutkan instalasi.
1.4. Tentukan Lokasi Instalasi
Selanjutnya, pilih lokasi untuk install Android Studio pada komputer Anda. Pada tutorial ini kami menginstall di lokasi C:Program FilesAndroidAndroid Studio. Setelah menentukan lokasi instalasi Android Studio, klik Next untuk melanjutkan.
1.5. Tentukan Nama Aplikasi Android Studio
Sebenarnya Anda bebas mengganti nama aplikasi Android Studio yang akan ditampilkan pada Start Menu. Akan tetapi, demi kemudahan saat mencari aplikasi ini, sebaiknya gunakan nama Android Studio saja. Klik Install untuk melanjutkan proses.
1.6. Mulai Proses Instalasi
Setelah menentukan nama aplikasi Android Studio, Anda bisa memulai proses instalasi Android Studio. Gambar di bawah ini adalah proses instalasi Android Studio, tunggu hingga proses Selesai.
2. Install SDK Android Studio
SDK adalah seperangkat alat dan program perangkat lunak yang digunakan oleh pengembang untuk membuat aplikasi untuk platform tertentu.
Sebelum menginstall SDK Android Studio, pastikan perangkat Anda terhubung ke internet. Sebab akan ada proses download untuk komponen-komponen SDK Android Studio. Berikut ini panduan install SDK Android Studio.
2.1. Install SDK Android Studio
Sebelumnya, Anda telah berhasil menginstall Android Studio. Buka aplikasi tersebut dan ikuti instruksi instalasi SDK di bawah ini:
Pertama akan muncul halaman seperti pada gambar di bawah ini. Klik Next untuk melanjutkan ke proses instalasi.
2.2. Pilih Tipe Instalasi
Selanjutnya, pilih tipe instalasi. Anda akan diberikan dua pilihan, yaitu:
Standard: Untuk pilihan standard, Anda akan mendapatkan default pengaturan dan instalasi tambahan dari Android Studio.
Custom: Untuk pilihan custom, Anda bisa memilih pengaturan dan komponen tambahan yang Anda perlukan saja.
Pada tutorial ini kami akan memilih Custom agar aplikasi tambahan yang tidak diinginkan tidak terinstall. Klik Next untuk melanjutkan instalasi.
2.3. Pilih Tampilan Android Studio
Kemudian, pilih tema untuk tampilan di dashboard Android Studio. Ada dua pilihan pada tema Android Studio, yaitu:
Darcula : Bertema warna Dark (Hitam)
Light : Bertema warna Light (Putih)
Di tutorial ini kami memilih tema Darcula. Lalu klik Next untuk melanjutkan.
2.4. Pilih Komponen SDK Tambahan
Langkah pemilihan komponen SDK ini hanya akan muncul kalau Anda memilih tipe instalasi Custom. Jika memilih tipe instalasi Standard, Anda tidak akan mendapatkan pilihan komponen SDK karena semua komponen sudah dipilihkan secara default dari Android Studio.
Sesuaikan komponen tambahan yang dipilih seperti pada gambar di bawah ini. Kemudian klik Next untuk melanjutkan instalasi.
2.5. Tentukan RAM untuk Emulator
Selanjutnya, tentukan RAM. Sebaiknya gunakan RAM minimal 4GB agar tidak memperlambat proses running Emulator ketika menjalankan aplikasi yang telah Anda buat. Klik Next untuk melanjutkan instalasi.
2.6. Review Pengaturan Instalasi
Kemudian, Anda akan diberikan informasi mengenai komponen tambahan SDK beserta ukuran filenya. Klik Finish untuk memulai proses download komponen-komponen tersebut.
2.7. Proses Download dan Install SDK Android Studio
Setelah proses download komponen SDK dimulai, Anda hanya perlu menunggunya sampai selesai mengunduh.
Proses download dan instalasi file komponen SDK cukup lama karena ukuran filenya yang cukup besar. Oleh karena itu, pastikan koneksi internet Anda stabil agar tidak terjadi error saat proses instalasi berlangsung.
Setelah proses download dan install selesai, akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
Selanjutnya Anda bisa mulai untuk membuat Project pertama Anda di Android Studio.
Mudah bukan untuk instalasi Android Studio? Nah, setelah selesai menginstall Android Studio, Anda bisa mulai untuk membuat project Aplikasi Android pertama Anda. Demikian tutorial cara install Android Studio. Silakan subscribe melalui kolom yang tersedia untuk mendapatkan artikel terbaru langsung di inbox email Anda.
🔧 5 Cara Mengatasi Error 400 Bad Request di Website dengan Mudah
Cara Mudah Mengatasi Error 400 Bad Request di Website [Terlengkap]
Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!
Apakah Anda pernah mengalami error 400 Bad Request saat sedang asyik menjelajah internet? Atau saat Anda sedang mengedit website, tiba-tiba error 400 Bad Request muncul? Tak usah khawatir karena Anda sudah datang ke tempat yang tepat!
Di artikel kali ini, kami akan membahas dengan lengkap mengenai 400 Bad Request. Mulai dari apa itu 400 Bad Request, penyebab-penyebabnya, dan tentu saja bagaimana cara mengatasinya.
Error 400 Bad Request adalah error yang terjadi saat server tidak memahami permintaan dari pengunjung website. Ketidakpahaman ini disebabkan karena permintaan tersebut tidak tepat atau corrupt di tengah proses pengiriman data.
400 Bad Request ini akan menampilkan error yang berbeda di setiap websitenya. Berikut kami berikan daftar error 400 Bad Request yang umumnya terjadi:
400 Bad Request
Bad Request. Your browser sent a request that this server could not understand.
Bad Request – Invalid URL
HTTP Error 400 – Bad Request
Bad Request: Error 400
HTTP Error 400. The request hostname is invalid.
400 – Bad request. The request could not be understood by the server due to malformed syntax. The client should not repeat the request without modifications.
Daftar error di atas terjadi karena beberapa hal—yang akan kami bahas tepat di bawah ini. Namun umumnya, masalah tersebut terdapat pada sisi klien (pengunjung website), bukan pada sisi server.
Penyebab 400 Bad Request
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab 400 Bad Request, yakni:
1. URL yang Tidak Sesuai
Error 404 Bad Request bisa terjadi karena Anda memasukkan URL yang tidak tepat, syntax bermasalah, atau di URL tersebut terdapat karakter yang tak diizinkan. Di bawah ini adalah contoh URL dengan karakter tak diizinkan yang tak bisa diproses oleh server:
https://www.niagahoster.co.id/blog/cara-mendapatkan-uang-dari-internet% Bisa Anda lihat pada URL di atas terdapat karakter % yang seharusnya tidak ada di sana. Saat Anda membuka URL di atas menggunakan Google Chrome, akan muncul error seperti ini:
2. Cache dan Cookies yang Rusak
Walaupun URL yang Anda ketik sudah 100% benar, error 400 Bad Request masih bisa terjadi, lho. Ini biasanya karena ada file di cache dan cookies browser yang kadaluarsa atau rusak (corrupt).
Anda mungkin pernah mengalami hal ini saat mencoba log in WordPress setelah sekian lama tidak log in. Ini terjadi karena cookie log in Anda corrupt, sehingga ia tak bisa memberikan otentikasi admin seperti biasanya. Akhirnya, koneksi Anda ditolak dan muncullah error 400 Bad Request.
Data dari proses pengubahan oleh DNS tersebut disimpan secara lokal di komputer Anda dalam bentuk cache DNS. Nah, error 400 Bad Request juga bisa terjadi saat data cache DNS yang disimpan secara lokal tidak sesuai dengan DNS di website sekarang. Mungkin saja DNS website tersebut sudah di update atau diubah.
4. Ukuran File Terlalu Besar
Penyebab 400 Bad Request lainnya terjadi saat Anda mengupload sebuah file yang ukurannya terlalu besar untuk diproses server. Setiap server mempunyai batasannya sendiri-sendiri, jadi error 404 Bad Request yang ini berbeda-beda di setiap websitenya.
5 Cara Mengatasi 400 Bad Request
Di bawah ini, kami akan menjelaskan bagaimana cara mengatasi 400 Bad Request. Oh ya, cara nomor satu sampai empat di bawah bisa dilakukan oleh pengunjung atau pemilik website. Sedangkan cara nomor lima merupakan solusi khusus untuk pemilik website saja. Selamat mencoba!
1. Cek Ulang Pengetikan URL
Cara pertama yang bisa dicoba adalah mengecek ulang URL yang barusan Anda ketik di browser. Walaupun terdengar sepele, salah ketik ini merupakan kesalahan yang paling sering terjadi terkait 400 Bad Request, lho.
Jadi, pastikan kalau nama domain dan halaman yang ingin Anda akses itu sudah benar. Cek sekali lagi bahwa URL tersebut memang dipisahkan dengan tanda hubung (–). Jika error 400 Bad Request masih muncul, saatnya Anda mencoba cara kedua.
2. Bersihkan Cache Browser Anda
Error 400 Bad Request bisa terjadi apabila file website yang disimpan browser Anda secara lokal rusak. File-file tersebut adalah:
HTML
JavaScript
Teks/file config
CSS
Media (gambar, video, suara)
File data (XML, JSON)
File-file di atas otomatis disimpan oleh browser saat Anda pertama kali mengunjungi website tersebut. Sebab, cache ini membantu browser bekerja secara efisien tanpa perlu mengunduh file yang sama setiap kali mengunjungi website tersebut. Oleh karena itu, Anda perlu membersihkan cache browser agar data lama yang rusak dihapus.
Namun, jika menggunakan Microsoft Edge, Opera, atau Safari panduan membersihkan cache bisa Anda temukan di →Cara Hapus Cache Browser
3. Bersihkan Cookies di Browser Anda
Jika membersihkan cache browser masih tidak berhasil, Anda bisa mencoba untuk menghapus cookies browser juga. Satu website bisa menggunakan puluhan cookies yang berbeda. Apabila satu saja cookies tersebut kadaluarsa atau rusak, error 404 Bad Request akan muncul.
Semisal menggunakan Google Chrome, Anda bisa menghapus cookies dengan cara mengklik ikon tiga titik di kanan atas, lalu pilih More Tools > Clear Browsing Data dari pop up menu yang muncul.
Setelah itu, pastikan bahwa Cookies and other site data sudah Anda centang dan Time Range berada pada All time. Jika sudah, klik saja tombol biru Clear Data.
Setelah cookies dihapus, Anda bisa membuka ulang website yang sebelumnya terdapat 400 Bad Request.
4. Bersihkan Cache DNS
Cache DNS yang rusak juga bisa menjadi penyebab terjadinya error 400 Bad Request. Oleh karena itu, Anda harus menghapus semua data DNS (flush DNS) yang tersimpan di komputer.
Membersihkan cache DNS ini caranya berbeda di tiap-tiap operating system. Namun tak usah khawatir, kami sudah menjelaskan semua caranya di satu artikel. Anda bisa menemukan panduannya membersihkan cache DNS di →Cara Flush DNS Cache dengan Cepat dan Mudah
5. Kompres File Sebelum Upload ke Website (Khusus Pemilik Website)
Seperti yang sudah kami singgung di atas, salah satu penyebab terjadinya error 400 Bad Request adalah ukuran file yang diupload ke website Anda terlalu besar.
Beberapa hosting memang membatasi ukuran upload file dari masing-masing website dan kadang mereka tidak transparan mengenai hal tersebut.
Solusi dari 400 Bad Request ini adalah dengan mencoba mengupload file yang berukuran lebih kecil terlebih dahulu. Jika berhasil, berarti file sebelumnya memang terlalu besar dan Anda harus mengkompresnya.
Sedangkan untuk file video, sebaiknya Anda menguploadnya terlebih dahulu ke YouTube alih-alih langsung menguploadnya ke website. Sebab, umumnya walaupun sudah dikompres, ukuran video tetaplah lebih besar daripada batasan hosting.
Nah, setelah video diupload ke YouTube, Anda bisa embed video tersebut ke website. Bagaimana cara embed video YouTube? Anda bisa mengikuti panduannya di →3 Cara Embed Video Youtube di Website WordPress
Kesimpulan
Setelah membaca artikel ini, Anda tak perlu khawatir saat mendapati error 400 Bad Request karena ada beberapa cara mengatasi 400 Bad Request ini. Error 400 Bad Request umumnya adalah masalah yang disebabkan pada sisi klien (pengunjung), bukan dari sisi server. Sehingga, apabila Anda merupakan pemilik website tak perlu panik menghadapi error ini.
Namun, ada kalanya error 400 Bad Request itu terjadi pada sisi server. Kalau sudah begini, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah menghubungi pihak hosting Anda. Oleh karena itu, pastikan bahwa customer support hosting Anda selalu tersedia 24 jam seperti hosting Panduan Blog Online.
Demikian artikel mengenai cara mengatasi error 400 Bad Request. Jika Anda membutuhkan panduan mengatasi error-error website lainnya —terutama di WordPress— kami sudah merangkumnya dalam ebook gratis yang bisa Anda download di bawah ini:
Apabila Anda memiliki pertanyaan, tak usah sungkan untuk meninggalkannya di kolom komentar. Jangan lupa juga untuk subscribe blog ini untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai teknologi dan bisnis online. Sampai bertemu lagi di artikel selanjutnya!