Perbedaan Ecommerce dan Marketplace, serta Online Shop [Terlengkap]
7+ Perbedaan Ecommerce, Marketplace dan Online Shop
Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!
“Bukannya ecommerce, marketplace, dan online shop itu sama saja, ya?” Kalau Anda berpikir seperti itu berarti sudah benar mampir ke artikel ini. Sebab, ecommerce, marketplace, dan online shop adalah tiga hal berbeda.
Anda wajib tahu perbedaan ketiganya jika ingin menjadi pebisnis online yang sukses. Karena beda tempat berjualan, beda juga strategi pemasarannya.
Nah, lewat artikel kali ini kami akan membahas apa pengertian dari ecommerce, marketplace, dan online shop. Serta tentu saja, apa hal yang membuat mereka berbeda antara satu sama lainnya.
Ecommerce (sering juga disebut dengan toko online) adalah website yang digunakan untuk menjual produk-produk dari pemilik website.
Produk di sini bisa terbatas pada satu brand atau bisa bermacam-macam produk dari berbagai brand. Namun, produk tersebut tetaplah dijual oleh satu penjual saja, yakni si pemilik website itu sendiri.
Marketplace merupakan website pihak ketiga yang bertindak sebagai perantara yang menghubungkan penjual dengan pembeli di internet.
Bisa dikatakan marketplace adalah department store online, di mana banyak penjual dengan berbagai jenis produk yang dijual dalam satu lokasi yang sama.
Bagi masyarakat Indonesia, online shop atau olshop lebih merujuk kepada akun yang hanya fokus melakukan jualan di media sosial.
Di artikel kali ini, kami akan menjelaskan perbedaan online shop yang ada di Facebook dan Instagram. Karena memang dua media sosial itulah yang paling sering digunakan untuk berjualan dengan online shop.
Perbedaan Ecommerce, Marketplace dan Online Shop
Mungkin dari membaca pengertian singkat di atas Anda sudah tahu mengenai perbedaan dari ecommerce, marketplace, dan online shop.
Namun, cukup tahu saja itu tidak cukup Anda harus memahami juga hal-hal yang membedakan ketiganya. Sebab, dari sinilah Anda bisa tahu mana tempat terbaik untuk menjalankan bisnis online Anda.
Faktor
Ecommerce (Toko Online)
Marketplace
Online Shop (Olshop)
Biaya
Sedikit mengeluarkan uang di awal. Tapi ini merupakan investasi jangka panjang.
Gratis (kecuali untuk menikmati fitur-fitur premium yang disediakan marketplace)
Gratis (kecuali untuk menggunakan fitur berbayar sosial media, seperti Facebook Ads atau Instagram Ads)
Tingkat Kesulitan Pembuatan
Pembuatan mudah dan cepat jika Anda sudah terbiasa mengoperasikan website.
Anda bisa mendaftar dan langsung menggunakannya untuk berjualan.
Anda perlu mengubah/membuat akun bisnis di media sosial terlebih dahulu.
Jenis Barang
Cocok untuk barang bermerek, artisan, butik, dan barang lain yang perlu brand awareness tinggi.
Barang umum seperti perkakas dan aksesoris yang bisa dibeli dalam jumlah besar sekaligus
Barang apa saja, tapi dalam skala lebih kecil yang ditujukan untuk konsumsi pribadi.
Promosi
Upaya promosi lebih fleksibel dan bisa Anda atur sendiri.
Promosi lebih dikendalikan oleh marketplace.
Sedikit usaha dan uang dengan memanfaatkan Facebook Ads atau Instagram Ads.
Persaingan
Persaingan dengan sesama website untuk mendapatkan ranking pertama di hasil pencarian.
Persaingan dalam satu marketplace sangat ketat.
Persaingan di satu media sosial sangat ketat.
Jumlah Penjualan
Sedikit sudah bisa untung.
Harus jualan banyak agar bisa memuaskan.
Harus jualan banyak agar bisa memuaskan.
Kepercayaan
Jika menerapkan strategi yang benar, kepercayaan konsumen bisa dibangun dengan cepat.
Konsumen lebih percaya kepada marketplace, bukan pada bisnis yang menjual produk.
Butuh waktu lama. Kecuali, Anda sudah punya reputasi dahulu di akun pribadi.
Konsumen bisa dengan mudah lari ke toko sebelah apabila menawarkan harga lebih murah.
Konsumen bisa dengan mudah lari ke toko sebelah apabila menawarkan harga lebih murah.
Data
Pengumpulan data performa bisnis yang mendalam.
Data yang didapatkan terbatas.
Fitur analisis data yang terbatas.
1. Biaya
Di marketplace dan online shop, Anda tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun. Baik untuk mendaftar ataupun saat sudah berjualan di sana.
Kecuali, jika Anda ingin menikmati fitur-fitur premium yang disediakan oleh marketplace atau media sosial tersebut. Misal, Facebook Ads atau Instagram Ads.
Sementara itu, Anda harus mengeluarkan sedikit uang untuk membeli serta memperpanjang domain dan hosting bagi website ecommerce. Apalagi jika Anda menggunakan CMS toko online berbayar seperti Shopify, tentu ada biaya ekstra yang harus dikeluarkan.
Namun, jika Anda hitung-hitung lagi. Sedikit uang yang Anda keluarkan itu, bisa membeli manfaat jangka panjang yang tak dimiliki oleh marketplace dan online shop. Tak percaya? Yuk, hitung-hitungan sebentar.
Katakanlah, Anda membeli Paket Bisnis di Panduan Blog Online yang berharga Rp 85.724/bulan.
Jika biaya Rp 85.724 itu dibagi 30 hari, Anda hanya diharuskan untuk mengeluarkan uang sebesar Rp 2.857 saja setiap harinya.
Dengan jumlah uang yang bahkan masih kalah dengan biaya parkir di mall tersebut, Anda bisa merasakan berbagai manfaat yang tak didapatkan oleh marketplace maupun online shop sekalipun, seperti:
Bisnis Anda akan lebih mudah ditemukan di Google.
Calon konsumen lebih percaya dengan bisnis yang memiliki website ecommerce sendiri.
Membuat website ecommerce milik sendiri bisa meningkatkan kredibilitas brand Anda.
Jadi, mengeluarkan sedikit uang di awal untuk website ecommerce milik sendiri itu merupakan sebuah investasi jangka panjang. Bahkan bisa dikatakan kalau hasil yang didapat melebihi uang yang sudah Anda keluarkan.
2. Tingkat Kesulitan Pembuatan
Membuat website ecommerce itu sebenarnya mudah dan cepat. Hanya saja, Anda tetap perlu belajar hal teknis seperti melakukan pemeliharaan dan optimasi website.
Sementara di marketplace, apa yang Anda butuhkan sudah tersedia. Anda tinggal mendaftar, memasukkan barang serta harganya dan Anda sudah bisa mulai berjualan. Semua dalam hitungan menit saja.
Untuk online shop itu susah-susah gampang. Sebab, media sosial utamanya bukan untuk berjualan, sehingga Anda harus melakukan beberapa hal terlebih dahulu untuk berjualan di sana. Seperti, membuat Facebook Page atau merubah akun menjadi Instagram For Business terlebih dahulu.
3. Barang yang Dijual
Perbedaan ecommerce dan marketplace serta online shop selanjutnya adalah dari barang yang Anda jual.
Di website ecommerce, produk yang cocok untuk dijual adalah produk eksklusif yang tak mudah dicari. Misalnya seperti produk kerajinan tangan Anda sendiri, camilan unik, atau barang-barang branded.
Berjualan di marketplace bisa dipertimbangkan apabila Anda menjual barang-barang yang lebih umum dan biasanya dibeli dalam jumlah besar. Beberapa di antaranya seperti perlengkapan rumah, alat tulis, hingga barang elektronik beserta aksesorisnya
Sementara di online shop tak jauh berbeda dengan marketplace sebenarnya. Sama-sama berjualan barang-barang umum, namun dengan skala yang lebih kecil dan lebih ditujukan untuk konsumsi pribadi. Misal, produk kecantikan, pakaian atau perhiasan.
4. Promosi
Bisa dikatakan, perbedaan ecommerce dan marketplace/online shop paling kentara di bagian promosinya.
Kenapa? Karena memiliki website ecommerce sendiri berarti Anda juga harus mengurusi semua promosi dari website Anda tersebut. Sementara di marketplace/online shop, promosi dibantu oleh platform tempat Anda berjualan.
Kalau berjualan di marketplace, Anda bisa lebih bernafas lega. Sebab, promosi lebih banyak dilakukan oleh marketplace.
Hal itu karena sebagai penyedia tempat berjualan, marketplace ingin menarik trafik dan menjual produk di dalamnya sebanyak mungkin. Sehingga, secara tak langsung jualan Anda juga akan ikut dipromosikan.
Anda juga bisa membeli fitur-fitur premium yang disediakan di marketplace. Di mana umumnya fitur-fitur ini memang berfungsi untuk membantu bisnis Anda menjangkau lebih banyak pengguna di marketplace tersebut. Beberapa di antaranya adalah fitur Power Merchant Tokopedia dan Super Seller Bukalapak.
Sedangkan untuk promosi di online shop, hampir mirip dengan marketplace karena Anda juga tak punya kendali penuh. Di sini, Anda tinggal mengeluarkan uang sesuai budget yang tersedia dan manfaatkan Facebook Ads atau Instagram Ads.
Setelah itu Anda tinggal menunggu fitur tersebut untuk menjangkau target pasar yang diinginkan. Promosi menggunakan fitur ini sangat bergantung dengan seberapa banyak budget yang Anda sediakan.
Dari segi promosi, perbedaan online shop dan marketplace ini memang tak jauh berbeda. Anda sama-sama tak memiliki kendali penuh yang fleksibel layaknya website ecommerce.
Di sisi lain, kebebasan yang ada dalam promosi website ecommerce membuat potensi marketingnya tak terbatas. Sehingga jika dilakukan dengan benar, penjualan di website ecommerce bisa jauh melebihi di marketplace dan online shop.
5. Persaingan
Perbedaan marketplace dan online shop dari segi persaingan juga hampir mirip.
Soalnya, di marketplace dan online shop, persaingan sama-sama keras. Sebab, ada toko lain yang juga menawarkan barang yang sama dengan yang Anda jual di satu platform. Bahkan, kadang ada ratusan penjual yang menjual barang yang sama.
Anda harus bisa bersaing dari harga, kualitas keamanan packing, hingga kecepatan pengiriman. Nah, persaingan yang sangat ketat ini membuat Anda susah mendapatkan pembeli karena banyaknya pilihan bagi calon konsumen.
Sedangkan di website ecommerce, tak ada persaingan yang terjadi di satu website. Justru persaingan di sini terjadi dengan sesama website ecommerce lainnya untuk mendapatkan ranking pertama di hasil pencarian.
Jadi, apabila Anda menjual barang tertentu yang membutuhkan brand awaraness tinggi ─ bisnis yang ada niche market seperti kerajinan tangan ─ website ecommerce menjadi tempat yang lebih strategis.
Sebab, barang yang membutuhkan awareness tinggi bisa dengan mudah tenggelam di marketplace dan toko online.
Hal tersebut karena ketatnya persaingan serta terbatasnya cara untuk meningkatkan brand awaraness di sana. Sementara di website ecommerce, ada banyak cara untuk meningkatkan brand awaraness agar barang jualan Anda bisa menjangkau banyak orang.
6. Jumlah Penjualan
Di marketplace dan online shop, margin dari tiap penjualan itu lebih rendah apabila dibandingkan dengan penjualan di website ecommerce. Hal ini karena ketatnya persaingan yang terjadi, sehingga Anda dipaksa menurunkan harga untuk bisa bersaing.
Oleh karena itu, jumlah penjualan yang harus Anda catatkan di marketplace dan online shop harus sangat tinggi untuk bisa mendapatkan keuntungan yang memuaskan.
Sementara di website ecommerce milik sendiri, Anda tak perlu susah-susah menjual banyak barang untuk mendapatkan keuntungan.
Sebab, margin yang Anda peroleh dari tiap produk yang terjual bisa jauh melebihi di marketplace/online shop karena persaingan yang tak seketat di sana. Apalagi, jika produk Anda memang berkualitas dan tak dijual di manapun.
7. Kesetiaan Konsumen
Seperti promosi, Anda tak punya banyak pilihan untuk menjaga dan meningkatkan kesetiaan konsumen di marketplace dan online shop. Apalagi melihat ketatnya persaingan di sana, kesetiaan konsumen Anda bisa goyah apabila pesaing menawarkan diskon atau gratis ongkir.
Di sisi lain, website ecommerce punya kemungkinan untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan dengan menerapkan strategi customer retention.
Kesetiaan pelanggan Ini cukup penting, lho. Sebab berdasarkan penelitian, mempertahankan pelanggan lama itu lebih mudah dan menguntungkan ketimbang mencari pelanggan baru.
Dengan kata lain, Anda bisa mendulang keuntungan lebih mudah dengan konsumen lama. Asalkan, Anda memang menerapkan strategi menjaga kesetiaan konsumen dengan benar.
Nah, strategi menjaga kesetiaan konsumen atau disebut sebagai customer retention itu bisa Anda terapkan di website ecommerce milik sendiri. Sehingga Anda bisa lebih tenang karena konsumen tak mudah lari ke toko sebelah.
8. Kepercayaan
Untuk masalah kepercayaan bagi penjual baru, marketplace masih lebih baik daripada website ecommerce milik sendiri. Apalagi kalau marketplace tersebut merupakan marketplace besar yang memang sudah mempunyai reputasi baik.
Untuk penjual yang baru saja membuat website ecommerce, membangun kepercayaan itu membutuhkan waktu yang tak sedikit.
Anda harus fokus dan serius dalam menerapkan strategi untuk membangun kepercayaan konsumen lewat website. Beberapa diantaranya seperti seperti live chat dan menampilkan testimoni. Untuk cara lebih lengkapnya bisa Anda baca di artikel ini.
Bagi online shop baru yang benar-benar memulai dari nol, kadang rasa kepercayaan bisa lebih lama dibangun daripada website ecommerce sekalipun. Sebab rasa kepercayaan dilihat dari konten-konten akun tersebut, testimoni konsumen, hingga seberapa aktif Anda berinteraksi dengan follower.
Namun, kalau Anda membuka online shop di akun pribadi yang sudah memiliki jumlah follower banyak, kepercayaan bisa dibangun dengan sangat cepat.
Hal itu juga berlaku apabila Anda membuat akun baru khusus untuk berjualan, tapi selalu aktif Anda promosikan di akun pribadi. Sebab, kepercayaan Anda sebagai penjual sudah terbangun dari reputasi akun pribadi tersebut.
9. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang lengkap mengenai bisnis Anda hanya bisa dilakukan di website ecommerce saja.
Dengan menggunakan tools seperti Google Analytics, Anda bisa mengetahui demografi audiens, perilaku pengunjung, engagement, hingga sumber trafik website Anda. Sehingga Anda bisa melihat dan mengumpulkan berbagai data yang Anda butuhkan.
Data bagi bisnis adalah salah satu hal penting yang harus selalu Anda pantau. Dari pengumpulan data, Anda bisa melihat performa bisnis secara keseluruhan. Sehingga data tersebut bisa Anda gunakan untuk membuat strategi marketing pemasaran yang menyeluruh.
Memang, di marketplace atau online shop juga memberikan fitur analis data.
Namun, hasilnya tidak selengkap dengan website ecommerce milik sendiri. Sebab, dengan website ecommerce, Anda bisa memanfaatkan banyak marketing tools yang bisa memberikan berbagai data dari berbagai aspek bisnis dengan mendalam.
Kesimpulan
Perbedaan marketplace dan online shop memang tak terlalu banyak. Sebab, Anda sama-sama memanfaatkan suatu platform yang sudah ada untuk berjualan. Dua tempat ini sangat cocok bagi Anda yang tak mempunyai banyak waktu dan biaya untuk mengurusi website ecommerce.
Namun, Anda juga tak bisa berharap banyak kepada brand awareness di kedua platform tersebut. Sebab, Anda tak mempunyai kendali penuh dalam meningkatkan brand awareness selayaknya dengan membuat website ecommerce sendiri.
Jadi, bisa dikatakan perbedaan ecommerce dan marketplace/online shop yang paling kentara adalah dari manfaat jangka panjangnya.
Dengan website ecommerce bisnis Anda lebih mudah muncul di hasil pencarian Google, branding yang lebih kuat, serta bisa lebih dipercaya oleh konsumen.
Semoga artikel ini bisa membantu Anda mempertimbangkan tempat yang cocok untuk melakukan bisnis online. Setelah menemukan tempat yang tepat, Anda bisa download ebook gratis Kiat Sukses Bisnis Online 2020 agar bisnis yang Anda jalankan bisa efektif dan efisien dalam menghasilkan uang.
Jangan lupa juga untuk klik tombol subscribe di bawah untuk mendapatkan tips-tips bisnis online seperti ini langsung ke email Anda. Sampai bertemu di artikel selanjutnya!
Cara Meningkatkan Pengunjung Blog Secara Signifikan dengan 4 Hal Ini
4 Cara Ampuh Meningkatkan Pengunjung Blog Secara Signifikan
Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!
Anda tentu tidak ingin blog yang Anda miliki sepi pengunjung. Sepinya pengunjung dapat berarti minimnya klik iklan serta, lebih jauh lagi, tidak adanya penjualan produk yang Anda tawarkan di website utama. Ada banyak cara meningkatkan pengunjung blog yang sebenarnya bisa Anda lakukan sendiri. Kami akan membahasnya satu per satu untuk Anda dalam kesempatan kali ini.
Berdasarkan sebuah studi, hanya sekitar 25% dari semua website yang ada pada saat ini mendapatkan lebih dari 5000 pengunjung baru setiap bulan. Ini berarti 75% sisanya hanya mendapatkan pengunjung harian lebih sedikit dari angka tersebut.
Apakah blog Anda termasuk dalam bagian 75% ini? Jika iya, ulasan kami kali ini dapat membantu Anda meningkatkan pengunjung blog, hanya dengan melalui 4 cara!
Berikut adalah empat cara meningkatkan pengunjung blog yang dapat Anda coba sendiri!
Pilihan 1: Lakukan Optimasi Blog untuk Search Engine
Anda wajib melakukan optimasi SEO pada seluruh konten website Anda. Optimasi ini akan meningkatkan pengunjung organik, atau pengunjung yang datang dari mesin pencari.
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah melakukan riset keyword. Tujuannya, agar artikel yang Anda buat menggunakan keyword yang tepat. Ini adalah aspek yang sayangnya kerap dikesampingkan. Tidak sedikit pengelola website yang menampilkan konten di internet tanpa target kata kunci yang tepat sehingga website mereka sepi pengunjung. Padahal jika optimasi ini dilakukan, mereka telah menemukan cara meningkatkan pengunjung blog yang ampuh dan berpengaruh secara signifikan.
Ada banyak tool online yang dapat Anda gunakan untuk melakukan riset keyword. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah tool milik Google bernama Google Keyword Planner. Tool ini dapat Anda manfaatkan untuk mengetahui rata-rata pencarian keyword tertentu dalam kurun waktu satu bulan, bahkan dapat menampilkan keyword baru sesuai keinginan Anda.
Proses riset keyword ini dapat hanya memakan waktu beberapa menit saja. Keyword seperti apa yang perlu Anda utamakan? Tentu keyword populer, alias keyword yang banyak digunakan untuk pencarian.
Setelah menemukan keyword yang Anda inginkan, selanjutnya Anda perlu mulai melakukan optimasi pada website. SEO sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis.
On-page SEO: Optimasi pada website dan konten. Pengelola website memiliki kontrol penuh pada On-page SEO.
Off-page SEO: Kebanyakan pemilik website berpikiran bahwa off-page SEO hanya link building saja. Akan tetapi, sebenarnya apapun yang Anda lakukan di luar website seperti sosial media, social bookmarking, dan link building dapat dikatakan sebagai upaya Off-page SEO.
Kedua hal di atas sama-sama penting dan perlu dilakukan bersamaan. Akan tetapi, jika tidak memungkinkan, Anda dapat fokus pada On-page SEO terlebih dahulu, seperti yang disarankan oleh banyak ahli internet marketing dan pakar SEO.
Di bawah ini adalah beberapa aspek pada website yang perlu Anda perhatikan ketika melakukan optimasi On-page SEO.
Title Tag: Buat judul menarik yang berisi target keyword.
Tag Description: Sama halnya seperti title, deskripsi juga harus menarik dan mengandung keyword yang Anda tentukan. Deskripsi yang baik dapat menghasilkan Click Through Rate tinggi.
Keyword Tag: Meskipun tag ini tidak lagi relevan dengan Google, Anda tetap perlu menggunakannya untuk search engine lain. Anda dapat memasukkan maksimal 10 keyword di sini.
Heading: Search engine dan pengunjung website menyukai format heading yang tepat, sehingga konten lebih mudah dibaca. Gunakan tag H1, H2, serta H3 pada konten dan masukkan keyword setidaknya pada salah satu tag tersebut.
Struktur URL: Jika memungkinkan, masukkan juga keyword pada URL. Jangan gunakan underscore, karakter, atau spasi. Silakan gunakan tanda hubung ‘dash’ atau ‘strip’.
Alt Text pada Gambar: Alternative text juga menjadi faktor penentu peringkat Google. Karenanya, sebaiknya alt text ini pada gambar ini tetap Anda isi dengan keyword.
Konten: Agar website Anda mendapatkan peringkat yang baik di search engine, usahakan agar konten yang Anda buat tetap unik, segar, dan memiliki manfaat bagi pembaca.
Kecepatan Website: Tidak seorang pun pengunjung website Anda menyukai website yang lambat diakses. Oleh karena itu, lakukan optimasi kecepatan pada website. Anda pun dapat memanfaatkan tool dari Google bernama PageSpeed Insightsuntuk melakukan analisa performa suatu website.
Setelah semua faktor On-page SEO di atas sepenuhnya Anda implementasikan, selanjutnya Anda perlu melakukan optimasi Off-page SEO.
Anda dapat mulai meninggalkan komentar pada blog maupun forum yang berhubungan dengan niche/tema website Anda. Pastikan Anda berkomentar pada blog yang menyediakan kolom untuk menyertakan URL website anda, contohnya seperti blog Panduan Blog Online ini.
Submit website Anda ke direktori blog seperti Blogging Fusion. Jika Anda memiliki kemampuan menulis yang baik, Anda juga dapat memulai dengan menjadi guest blog di blog yang memiliki tema serupa dengan website Anda. Sementara itu, membagikan artikel di social network dan submit di website social bookmark merupakan cara lain untuk mendapatkan backlink. Selain cara di samping, masih ada banyak cara lain yang bisa Anda manfaatkan untuk membuat backlink serta melakukan optimasi Off-page SEO.
Pilihan 2: Cara Meningkatkan Pengunjung Blog dengan Iklan Berbayar
Banyak pelaku internet marketing melakukan hal ini karena promosi website melalui iklan berbayar adalah cara tercepat untuk mendapatkan pengunjung website. Hanya saja, cara ini memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk beriklan. Selain itu, agar lebih efisien Anda perlu melakukan optimasi berkala guna mendapatkan conversion rate terbaik.
Untuk memulai, Anda dapat menggunakan layanan iklan Google Adwords. Ini adalah layanan milik Google dimana pengiklan dapat melakukan penawaran harga pada tiap keyword yang ada. Penawar tertinggi berhak menampilkan iklan pada halaman hasil pencarian Google maupun kolom iklan pada website rekanan Google Display Network.
Di samping Google Adwords, Anda juga dapat menggunakan layanan lain seperti berikut ini …
Membuat artikel berkualitas baik saja tidak cukup untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung ke blog Anda. Lebih jauh lagi, Anda perlu memberitahu orang-orang mengenai artikel yang Anda buat. Di sinilah media sosial dapat membantu Anda. Bagikan artikel baru Anda melalui media sosial dan ini akan menjadi cara meningkatkan pengunjung blog Anda dalam waktu singkat.
Mungkin Anda akan mengalami sedikit kebingungan memilih sosial media mana untuk membagikan artikel yang Anda buat. Saran kami, utamakan media sosial yang sesuai dengan niche dari website Anda.
Sebagai contoh, Google+ akan bekerja maksimal untuk perusahaan B2B, sementara Twitter lebih cocok untuk website berita. Secara umum demografinya memang seperti ini. Namun, memastikannya kembali, Anda dapat mencoba beberapa media sosial sekaligus kemudian melakukan perbandingan. Selanjutnya Anda dapat menggunakan akun media sosial yang paling banyak mendatangkan pengunjung.
Nah, di bawah ini adalah daftar media sosial yang dapat Anda gunakan untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung …
Pilihan 4: Meningkatkan Pengunjung Blog dengan Email Marketing
Email marketing adalah hal yang sering dilupakan oleh para pemilik website. Padahal, mengirimkan email langsung ke inbox subscriber ketika ada artikel baru adalah cara ampuh untuk meningkatkan pengunjung ke website.
Anda dapat mulai dengan membuat akun di MailChimp, suatu layanan yang menyediakan berbagai macam fitur untuk keperluan email marketing.
Perlu Anda ingat bahwa sebaiknya Anda tidak berlebihan dalam melakukan kampanye email marketing. Saran kami, sebaiknya Anda mulai mengirimkan newsletter setidaknya satu kali setiap bulan ke subscriber website Anda. Jika dirasa kurang, Anda bisa meningkatkannya menjadi dua minggu atau satu minggu sekali. Jangan lupakan juga aspek manfaat dalam konten newsletter yang Anda kirimkan. Blog post dan informasi berguna lain dapat Anda masukkan di sana dan bukan hanya seputar informasi diskon saja.
Kesimpulan
Itulah beberapa cara meningkatkan pengunjung blog. Sebenarnya masih banyak cara lain yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan pengunjung, misalnya menggunakan Google AMP.
Dalam kesempatan kali ini kami hanya membahas 4 cara berbeda yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan traffic ke website Anda. Semua cara tersedia untuk Anda. Kini giliran Anda untuk mencobanya satu per satu dan menentukan cara mana yang paling cocok untuk blog Anda.
Jika Anda memiliki pertanyaan maupun masukan mengenai bahasan pada artikel ini, jangan ragu untuk menuliskannya pada kolom komentar di akhir halaman ini. Selain itu anda dapat berlangganan artikel kami dengan melakukan Subscribe pada kolom yang tersedia, kami akan mengirimkan artikel menarik langsung ke email anda. 🙂