Beberapa tahun yang lalu website merupakan salah satu media promosi hingga penjualan yang cukup sulit dibuat. Untuk membuat website sederhana Anda harus mempelajari script pemrograman website yang cukup sulit untuk dikuasai dan membuat website secara manual. Namun , saat ini semua orang dapat membuat website dengan lebih cepat, mudah dan terjangkau dengan adanya suatu sistem yang disebut CMS. Apa itu CMS ?
CMS yang merupakan kependekan dari Content Management System merupakan sistem pembuatan website siap pakai.
Perhatikan gambar di bawah ini.
Jaman dahulu untuk membuat masakan yang enak Anda harus mempersiapkan bermacam-macam bumbu terlebih dahulu yang pengolahannya cukup merepotkan & jika komposisinya tidak tepat masakan Anda menjadi tidak enak. Namun saat ini sudah tersedia banyak bumbu instan untuk aneka masakan yang tinggal dicampur dengan bahan baku utama saja.
Nah, kurang lebih seperti itu perbandingan antara membuat website secara manual dengan membuat website menggunakan CMS.
Dengan menggunakan CMS, para pengguna tidak perlu terlalu banyak bersinggungan dengan script karena fungsi serta fitur dasar pada website sudah tersedia dan dapat langsung digunakan setelah CMS terinstal. Anda tinggal menyusun tata letak, mengubah warna, dan mengisi konten saja untuk membuat website. Fitur-fitur tambahan pada CMS umumnya menerapkan fungsi khusus seperti system module, component, add-on, dan plugin.
Fungsi Content Management System adalah …
mempermudah proses pembuatan website tanpa harus mengenal script pemrograman secara detil, sehingga pengguna pemula pun tidak akan menemui kesulitan ketika menggunakan CMS. Pengguna hanya cukup mendaftar, menginstal CMS, kemudian mengatur tampilan dengan fitur themes/template berikut extension/plugin tambahan yang diinginkan.
Website Seperti Apa yang bisa Anda Buat dengan CMS?
Anda dapat membuat berbagai website yang kaya fitur dengan memanfaatkan fitur Add on/Plugin/Extension pada CMS.
Add on/plugin/extension pada CMS adalah fitur tambahan yang memiliki berbagai fungsi khusus, yang akan mendukung CMS mewujudkan website yang Anda inginkan. Misalnya, plugin e-commerce seperti booking hotel, pemesanan travel, toko online, dan lain-lain.
Cara Penggunaan CMS?
Sebelum Anda memilih & menggunakan CMS, Anda perlu tahu bahwa terdapat dua jenis CMS berdasarkan server penyimpanannya, yaitu CMS Hosted & CMS Self-Hosted.
1. CMS Hosted
Jika Anda menggunakan CMS Hosted, ini artinya seluruh file website disimpan dalam server penyedia CMS. Anda tidak akan memiliki akses ke server penyimpanannya. Akses Anda hanya terbatas untuk mengelola CMS melalui halaman backend/administrator saja.
Seluruh file dan server akan dikelola oleh penyedia CMS. Untuk dapat menggunakan CMS Hosted, Anda harus mendaftar & login ke platform penyedia CMS untuk dapat menggunakannya.
Jika diibaratkan kendaraaan, CMS Hosted adalah sebuah bus. Anda hanya dapat menumpang bus tersebut & mengikuti aturan penumpang yang berlaku. Fasilitas bus yang Anda dapatkan seperti kursi yang empuk, AC, dan lainnya tergantung dari pemilik bus tersebut.
Berikut adalah gambaran sederhananya.
Masih berhubungan dengan penjelasan di atas, berikut adalah kelebihan serta kekurangan CMS hosted.
Kelebihan CMS Hosted
- Tidak perlu berlangganan hosting sendiri, karena file CMS disimpan di server penyedia layanan CMS.
- Anda tidak harus membeli domain karena biasanya penyedia layanan CMS hosted juga menyediakan sub-domain gratis yang bisa Anda gunakan.
- Anda dapat membuat website sebanyak-banyaknya tanpa khawatir kehabisan disk space hosting.
Kekurangan CMS Hosted
- Tidak memiliki kendali penuh pada script website Anda, sehingga proses pengeditan script lebih terbatas.
- Script website disimpan pada server penyedia CMS. Karenanya, pihak penyedia dapat menghapus file website Anda kapanpun mereka inginkan.
2. CMS Self-Hosted
Dengan menggunakan CMS Self-Hosted, seluruh file CMS yang Anda gunakan akan disimpan dalam server hosting yang Anda miliki. Kelebihan utamanya adalah Anda memiliki hak akses penuh ke seluruh file CMS bersangkutan sehingga dapat memodifikasi script sesuai kebutuhan. Kekurangannya, Anda perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk menyewa server hosting serta mengelolanya sendiri.
Bagi sebagian orang, penggunaan CMS Self-Hosted bisa jadi sedikit merepotkan. Anda harus memiliki server hosting terlebih dahulu, mengunggah file CMS ke hosting, melakukan konfigurasi database dan script agar saling terhubung, sebelum kemudian CMS dapat digunakan sesuai fungsinya.
Berbeda dengan CMS Hosted, CMS Self-Hosted bisa diibaratkan mobil pribadi milik Anda sendiri. Anda memiliki kuasa penuh atas mobil yang Anda miliki dan bebas menentukan spesifikasinya. Namun, Anda juga terbebani biaya servis mobil tersebut.
Agar lebih jelas, silakan simak gambaran sederhana berikut ini.
Berdasarkan gambaran di atas, dapat ditarik kesimpulan kelebihan serta kekurangan CMS Hosted berikut ini.
Kelebihan CMS Self-Hosted
- Memiliki kendali penuh terhadap file website yang Anda miliki.
- Anda dapat melakukan backup & mengunduh file website Anda ke komputer lokal kapanpun Anda inginkan.
Kekurangan CMS Self-Hosted
- Anda harus membeli server hosting sendiri untuk menyimpan file website Anda.
- Memerlukan domain sendiri (dan sub-domain sendiri) jika ingin memiliki banyak website.
- Kapasitas penyimpanan website Anda dibatasi oleh paket server hosting yang Anda gunakan.
Dari kelebihan dan kekurangan 2 jenis CMS di atas, Anda dapat memutuskan mana jenis CMS yang cocok untuk Anda: apakah yang praktis namun terbatas, ataukah yang membutuhkan sedikit biaya & usaha ekstra namun kendali penuh ada di tangan Anda.
Setelah mengetahui jenis CMS berdasarkan penyimpanan filenya, Anda dapat beranjak untuk memilih platform CMS untuk membuat website Anda sendiri.
Saat ini ada sangat banyak CMS yang bisa Anda gunakan. Beberapa CMS terbaik yang populer antara lain WordPress, Joomla, dan Drupal.
Berikut adalah gambaran market share ketiga CMS di atas.
WordPress menguasai 60% pasar CMS Dunia, atau sekitar 26% website di dunia. Ini artinya, sebanyak 60% pengguna CMS di sunia menggunakan WordPress, sedangkan 26% website yang ada di dunia saat ini dibuat menggunakan WordPress. Di bawahnya, disusul Joomla sebanyak 6% dan Drupal 5%.
WordPress, Joomla, dan Drupal merupakan CMS multifungsi. Ketiga CMS ini fleksibel dan dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pembuatan website, baik website berjenis company profile, e-commerce, education/e-learning, dan sebagainya.
CMS Multipurpose
Mana yang Terbaik? Agar dapat memilih CMS mana yang terbaik bagi Anda, Anda perlu mengetahui kelebihan serta kekurangan masing-masing CMS terlebih dahulu.
Berikut adalah beberapa CMS dengan fungsi khusus yang dapat Anda gunakan.
1. WordPress
WordPress adalah Content Management System buatan Matt Mullenweg dan Mike Little. CMS yang dibuat dengan PHP dan MySQL ini adalah CMS paling populer yang memiliki market share pengguna paling banyak di dunia.
WordPress sendiri dibagi menjadi 2, versi Self-Hosted yang bisa diunduh di www.WordPress.org dan WordPress Hosted yang bisa Anda daftarkan di www.wordpress.com.
WordPress banyak digunakan karena mudah digunakan dan tampilan adminstrasi yang sederhana namun memiliki performa sangat baik.
Selain itu, WordPress juga menyediakan beragam pilihan theme website yang Anda inginkan, serta plugin yang memungkinkan Anda menambahkan fitur menarik sesuai fungsi website impian Anda.
Kelebihan WordPress
- Dapat diinstal dengan mudah.
- Tampilan menu halaman admin sederhana & mudah digunakan.
- Dukungan plugin serta theme beragam.
- Mudah dimodifikasi.
- Kemudahan update versi dalam satu klik.
- Versi WordPress lama memiliki kompatibilitas yang tidak jauh berbeda dengan yang terbaru.
Kekurangan WordPress
- Membutuhkan pengetahuan tentang pemrogaman website untuk modifikasi sistem.
- Perlu plugin keamanan tambahan untuk meningkatkan keamanan website (mengubah halaman admin WordPress dan sebagainya).
Kesimpulan
Jika Anda merupakan pengguna pemula, WordPress dapat lebih cepat dipelajari, terima kasih kepada tampilan dan cara kerjanya yang sederhana. Selain itu Anda juga dapat memiliki banyak pilihan fitur serta tampilan website karena dukungan theme dan plugin yang luas dari developer, baik gratis maupun berbayar.
2. Joomla
Joomla merupakan CMS dengan jumlah pengguna terbesar setelah WordPress. Awalnya CMS ini memiliki versi berbayar yang disebut Mambo, namun akhirnya kalah populer dibandingkan versi Open Sourcenya (Joomla). Hal inilah yang membuat developer lebih memilih untuk mengembangkan Joomla.
Joomla memiliki sistem tampilan bernama Templates, yang memiliki fungsi mirip fitur Theme pada WordPress. Untuk melakukan modifikasi website, Anda bisa memanfaatkan fitur Extension. Ada tiga pilihan kategori yang nantinya bisa dipasang pada website Anda: Plugin, Module, dan Component.
Kelebihan Joomla
- Dapat diinstal dengan mudah.
- Dukungan Extension & Theme beragam.
- Tampilan mudah dimodifikasi.
- Memiliki fitur Legacy yang berfungsi untuk menggunakan extension dari versi sebelumnya.
Kekurangan Joomla
- Tampilan halaman admin memiliki menu cukup banyak, membutuhkan waktu ekstra untuk menguasai penggunaan.
- Rawan bug pada Extension, kadang berpotensi menganggu fungsi dasar Joomla Anda.
- Update versi terbaru relatif sulit & merepotkan.
Kesimpulan
Jika Anda termasuk pengguna yang terbiasa menggunakan WordPress namun merasa ada beberapa fitur yang tidak dapat diakomodasi oleh WordPress, Joomla dapat menjadi alternatif. Pastikan menggunakan versi yang terbaru untuk meminimalisir adanya bug pada keamanan. Menariknya, Joomla menyediakan Extension dengan fungsi khusus yang akan memudahkan Anda membuat website yang Anda inginkan.
3. Drupal
CMS terpopuler No. 3 di dunia saat ini adalah Drupal. Pengguna WordPress tentu tidak akan merasa asing mengingat tampilan serta kesederhanaan administrasinya tidak jauh berbeda. Selain sebagai CMS, Drupal juga dapat digunakan sebagai framework pengembangan website lebih lanjut (multipurpose).
Kelebihan Drupal
- Dapat diinstal dengan mudah.
- Pengembangan yang luas, selain CMS Drupal juga dapat berfungsi sebagai framework.
- Mampu membuat form dan tabel secara online tanpa scripting manual.
Kekurangan Drupal
- Membutuhkan requirement khusus yang tidak selalu ada di layanan hosting.
- Ukurannya cukup besar.
- Membutuhkan waktu ekstra untuk dapat menguasai semua fiturnya.
Kesimpulan
Meskipun user base-nya belum sebesar WordPress, bukan berarti Drupal tidak layak digunakan. Fungsi framework pada Drupal memungkinkan Anda membuat website custom lebih fleksibel seperti halnya membuat website dengan hard coding/manual namun dengan fungsi yang sudah tersedia sehingga Anda tinggal menggunakannya saja.
Selain CMS multifungsi seperti WordPress, Joomla serta Drupal , ada CMS lain yang dibuat khusus untuk menangani bidang tertentu seperti e-commerce, e-learning , support system, dan lain-lain. Karena dirancang untuk kebutuhan khusus, maka fitur-fitur yang tersedia pun hanya dibuat khusus sesuai kategorinya.
CMS e-Commerce
CMS E-Commerce khusus dirancang untuk membuat sistem yang berhubungan dengan transaksi online, misalnya toko online, sistem booking penerbangan, reservasi hotel, dan lain sebagainya.
Berikut adalah beberapa CMS populer yang cocok untuk membuat website e-commerce PrestaShop, Opencart dan Magento, fitur – ftur CMS ini dibuat untuk mendukung pembuatan sistem e-commmerce seperti toko online, online booking & sejenisnya.
1. PrestaShop
PrestaShop merupakan salah satu CMS spesialis e-commerce yang banyak digunakan. Selain tampilan yang menarik, halaman admin PrestaShop terbilang sederhana & mudah digunakan.
PrestaShop juga dilengkapi dengan fitur module tambahan yang berfungsi untuk menambahkan fitur-fitur tambahan khusus pada website Anda. Selain itu, PrestaShop juga mendukung pengunaan Bahasa Indonesia sehingga dapat mempermudah Anda dalam pengelolaan.
Kelebihan PrestaShop
- Gratis dan bersifat Open Source.
- Memiliki pengaturan bahasa dan mata uang.
- Spesifik. PrestaShop memang CMS yang khusus digunakan untuk membuat toko online, sehingga fungsinya fokus pada fungsi toko online saja.
- Dilengkapi dengan sistem keranjang belanja yang siap pakai dan sistem pelaporan transaksi yang membantu Anda merekap data penjualan.
- Instalasi mudah.
- Dukungan support serta forum komunitas dalam & luar negeri.
- Dukungan add-on yang banyak.
Kekurangan Prestashop
- Pilihan theme gratis terbatas.
- Kecepatan backend yang tergolong lambat dan berat.
2. OpenCart
Selain PrestaShop, CMS lain yang tidak kalah menarik & cocok untuk membuat sebuah website e-commerce toko online adalah OpenCart. Dari sisi desain tampilan, theme default OpenCart sendiri sudah terlihat sangat profesional. Begitu pula dengan fitur & menu administratornya, lengkap & mudah digunakan.
CMS ini sudah dilengkapi dengan sistem payment gateway serta shipping default beragam sehingga memudahkan Anda dalam membuat website toko online.
Kelebihan OpenCart
- Kategori produk tak terbatas (Unlimited Categories).
- Produk tak terbatas (Unlimited Products).
- Manufaktur tak terbatas (Unlimited Manufactures).
- Jumlah halaman tak terbatas (Unlimited Pages).
- Jumlah module tak terbatas (Unlimited Module Instance System).
- Memiliki fitur beragam bahasa (Multi Language).
- Memiliki fitur bermacam-macam uang (Multi Currency).
- Template dapat diganti dengan mudah dan tersedia template gratis dan berbayar.
- Halaman produk terdapat Deskripsi, Review dan Rating untuk pengunjung.
- Pada halaman produk terdapat Related Products untuk produk lain yang terkait.
Kekurangan OpenCart
- Template/module belum bisa dilakukan secara otomatis.
- Pengguna awam cenderung kesulitan dalam hal pemasangan: chatbox, script iklan (hal ini kembali pada kurangnya pemahaman PHP, dan sebagainya).
3. Magento
Magento merupakan salah satu CMS e-commerce yang layak Anda gunakan. Salah satu keunggulan CMS ini adalah adanya fitur Multi Store, dimana Anda dapat memiliki banyak situs toko online dari satu panel admin yang sama. Pendeknya, Anda dapat mengelola seluruh toko online yang Anda miliki tanpa harus login/logout ulang menggunakan akun berbeda.
Kelebihan Magento
- Bersifat Open Source dan tersedia gratis (walaupun tersedia juga versi berbayar).
- Memiliki pengaturan bahasa dan mata uang berbagai negara.
- Spesifik. Magento adalah CMS yang digunakan untuk membuat toko online, sehingga fungsinya berfokus pada fungsi toko online saja.
- Dilengkapi dengan sistem keranjang belanja yang siap pakai dan sistem pelaporan transaksi yang dapat membantu Anda merekap data penjualan.
- Instalasi yang mudah.
- Dukungan support serta forum komunitas dalam & luar negeri.
- Dukungan add-on yang banyak.
Kekurangan Magento
- Fitur yang lengkap dan kompleks, membutuhkan lebih banyak waktu untuk menguasainya.
- Kurang ramah untuk pemula.
- Jika dibandingkan dengan CMS e-commerce lain, sistem Magento tergolong berat dan lambat.
- Ukuran file yang cukup besar dibanding CMS sejenis.
CMS e-Learning
Untuk keperluan pembuatan website e-learning seperti pembelajaran online, e-course dan lain-lain, berikut adalah beberapa CMS populer yang bisa Anda gunakan.
1. Moodle
Moodle merupakan salah satu CMS e-learning yang memiliki pengguna terbanyak dan telah digunakan oleh puluhan ribu situs e-learning di seluruh dunia. Kelebihan CMS Moodle di antaranya adalah adanya fitur tes maupun quiz online, fitur forum & chatting untuk berdiskusi, serta tracking hasil tes pengguna. Modifikasi interface pun cukup mudah dilakukan di sini.
Kelebihan Moodle
- Sistem jaringan dan keamanan dapat diatur sendiri.
- Ruang akses yang dapat dibatasi sesuai dengan jaringan yang dibuat.
- Sistem pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan (karena bersifat Open Source).
- Fitur lengkap untuk sebuah proses pembelajaran jarak jauh (e-learning).
Kekurangan Moodle
- Tampilan default terlihat menarik.
- Pilihan theme terbatas.
2. eFront
eFront merupakan salah satu CMS e-learning yang memiliki fitur tidak jauh berbeda dengan Moodle. Dibandingkan dengan CMS e-learning lain, Moodle misalnya, kelebihan yang dimiliki eFront terletak pada tampilan yang lebih menarik.
Kelebihan eFront
- Fitur yang lengkap.
- Fitur dasar yang sudah cukup mendukung untuk pembuatan elearning.
- Tampilan yang lebih menarik daripada Moodle.
3. ATutor
Seperti hanya Moodle dan eFront, ATutor juga merupakan salah satu CMS e-learning yang cukup populer. Keunggulan utamanya adalah ukuran default CMS ini yang relatif lebih kecil dibandingkan Moodle maupun eFront. Setelahnya, jika Anda membutuhkan fitur tambahan, Anda bisa menginstal fitur yang benar-benar dibutuhkan saja agar dari penggunaan space serta kecepatan website tetap maksimal.
CMS Forum
Untuk keperluan membuat website forum komunitas, Anda dapat menggunakan beberapa CMS berikut ini.
1. vBulletin
vBulletin merupakan CMS berbayar yang banyak digunakan oleh forum-forum besar di dalam maupun luar negeri. Keunggulan CMS ini terletak pada tersedianya banyak add-on untuk menambahkan beragam fitur pada forum serta kemampuan integrasi ke berbagai CMS lain. Hal inilah yang menjadikan vBulletin memiliki nilai lebih dibandingkan CMS sejenis.
2. Vanilla Forums
Vanilla Forums merupakan CMS alternatif selain vBulletin yang tersedia dalam dua pilihan, Versi Bisnis (berbayar) atau Open Source. Pada Versi Bisnis, Vanilla Forums akan mengelola hosting untuk forum Anda dalam cloud server mereka, dan Anda juga akan mendapatkan fitur-fitur premium yang tidak dimiliki oleh versi Open Source.
Sementara itu, pada versi Open Source, Anda harus menginstal CMS ini pada hosting Anda sendiri. Jika terjadi gangguan pada forum, tidak ada support teknis langsung yang dapat membantu Anda.
Dari sisi tampilan, Vanilla Forums mengadopsi tampilan forum saat ini yang minimalis & sederhana.
3. SMF
SMF merupakan CMS forum Open Source yang mudah digunakan & memiliki fitur yang tidak kalah lengkap dari CMS lain. Fitur dasar yang dimiliki oleh SMF sudah mencukupi untuk membuat sebuah forum standar pada umumnya. SMF juga memiliki menu editor script pada dashboard admin, sehingga jika Anda tidak perlu login ke Cpanel untuk melakukan custom script.
CMS Ticket System
Beberapa layanan bisnis membutuhkan fitur layanan support ticket system. Jika layanan bisnis Anda membutuhkannya, Anda dapat menggunakan Content Management System berikut ini.
1. OS Ticket
OS Ticket sangat efektif membantu Anda dalam memberikan bantuan support kepada para pelanggan.
Secara umum, penggunaan OS Ticket cukup mudah digunakan karena tidak banyak pengaturan yang perlu Anda lakukan. Selain itu, CMS ini Open Source & tersedia gratis untuk Anda.
2.Vision Helpdesk
Vision Helpdesk merupakan CMS untuk sistem tiket yang hadir dengan beragam fitur menarik, bahkan dilengkapi dengan billing system. Anda dapat membagi klien menjadi menjadi dua: gratis dan berbayar yang dibatasi waktu. Penanganan klien pun bisa Anda bagi berdasarkan prioritas yang Anda inginkan.
Vision Helpdesk bisa Anda gunakan dengan sistem berlangganan. Meskipun penggunaannya berbayar, biaya lisensinya cukup terjangkau.
Content Management System seperti apa yang tepat untuk Anda?
Terlepas dari seluruh pilihan yang ada, kenali terlebih dahulu kebutuhan Anda sesuai dengan website yang Anda inginkan. Kemudian, pastikan bahwa Content Management System yang Anda pilih dapat mengakomodasinya dengan baik.
Silakan lihat kembali, apakah keinginan Anda disediakan oleh fitur bawaan? Ataukah tersedia melalui plugin? Apakah tampilannya editornya memudahkan Anda? – Ini adalah beberapa pertimbangan yang perlu Anda pikirkan.
Harap diingat juga, ada beberapa Content Management System yang membutuhkan pemahaman dasar mengenai pemrograman agar dapat digunakan semaksimal mungkin. Jika ini yang terjadi, bisa jadi Anda perlu sedikit belajar dasar-dasar pemrograman.
Pilihan ada di tangan Anda. Jangan sampai, adanya Content Management System, yang bertujuan mempermudah kerja Anda, malah jauh lebih merepotkan Anda.
Sampai jumpa di artikel kami selanjutnya.
Salam,
No comments:
Post a Comment