Kenalkan 7 Hoster Rangers Baru di Bulan April! – Panduan Blog Online Kenalkan 7 Hoster Rangers Baru di Bulan April! Kami berusaha menyediaka...
Friday, December 9, 2016
Joomla Vs Drupal
Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik? – Panduan Blog Online
Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?
Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!
Membuat website tak melulu harus pakai WordPress. Di luar sana, ada banyak alternatif content management system(CMS) yang bisa dipakai untuk membuat website. Dua CMS yang cukup populer adalah Joomla dan Drupal.
Kedua CMS ini menawarkan pengalaman yang berbeda dalam mengelola web. Kalau Anda tertarik untuk tahu lebih dalam, artikel ini adalah tempat yang tepat. Di sini, kami akan kupas tuntas semua hal tentang Joomla vs Drupal.
Supaya bahasannya lebih fokus dan terarah, ada enam hal yang akan kami bahas. Keenam hal tersebut, yaitu:
Persiapan Awal
Kemudahan Penggunaan
Desain dan Kustomisasi Tampilan
Aplikasi Tambahan (Plugin)
Jenis Konten
Keamanan
Tanpa berlama-lama lagi, mari bahas Joomla vs Drupal. Lalu, temukan mana CMS terbaik untuk kebutuhan website Anda.
Keduanya masuk dalam tiga besar CMS terpopuler di dunia ─ menyaingi WordPress di urutan pertama. Meski tak sepopuler WordPress, keduanya tetap memiliki penggemar.
Setidaknya 2,7 persen web di dunia dibuat dengan Joomla. Satu persen lebih banyak dibandingkan Drupal yang “hanya” 1,7 persen.
Nanti, Anda akan paham mengapa selisih pengguna Joomla dan Drupal bisa sangat jauh dengan WordPress (34,7 persen). Tapi untuk sekarang, silakan berkenalan dulu dengan dua CMS ini.
Joomla
Sama seperti dua kompetitor lainnya, Joomla adalah CMS berbasis open-source. CMS ini dibangun dan dikembangkan atas kontribusi dari developer seluruh dunia.
Namun, jangan anggap remeh performanya. Sejak tahun 2005, Joomla selalu konsisten memperoleh beragam penghargaan. Di lima tahun terakhir (2015-2019), Joomla selalu mendapat predikat Best Free CMS dari CMS Critic People’s Choice Awards.
Joomla mengklaim dirinya sebagai platform yang serba bisa. Pada dasarnya, segala macam website dan aplikasi online bisa dibuat lewat Joomla. Namun, untuk dapatkan performa maksimal, Joomla lebih cocok dipakai untuk website forum, toko online, reservasi tiket, dan web yang butuh sistem inventaris data yang rapi.
Beberapa website yang menggunakan CMS Joomla antara lain:
Drupal adalah CMS yang juga berbasis open-source. Artinya, siapa saja bisa mendownload, menggunakan, menyebarkan, serta memodifikasi software tersebut.
Sekilas, Drupal nampak sama dengan dua kompetitornya. Sama-sama open source dan bisa dipakai untuk membuat aplikasi berbasis online.
Namun, Drupal sebetulnya menyasar pengguna yang lebih spesifik. Siapa? Mereka adalah programmer, developer, dan tech-savvy lainnya. Karena itulah, Drupal tidak ramah untuk digunakan untuk seseorang yang tak punya background ilmu komputer.
Sebagai gantinya, Drupal siap menjawab kebutuhan Anda yang spesifik. Membuat framework digital yang kompleks atau menciptakan tampilan web yang tak umum, misalnya.
Di samping itu, Drupal menawarkan sistem keamanan yang kuat dan stabil. Jadi, jangan heran kalau platform ini kerap dipakai oleh perusahaan, partai politik, sampai website resmi pemerintah.
Beberapa website yang menggunakan CMS Drupal antara lain:
Setelah perkenalan yang singkat, bersiaplah untuk mengenal Joomla dan Drupal lebih dalam. Karena tak kenal, maka tak sayang. Tapi kenal lama pun belum tentu sayang. Apalagi kalau tidak menemukan kecocokan.
Jadi, izinkan kami menjadi mak comblang yang baik. Berikut adalah profil lengkap Joomla vs Drupal. Semoga Anda menemukan kecocokan dengan salah satu di antaranya.
Persiapan Awal (Instalasi)
Di tahap awal, sebetulnya tak ada yang betul-betul berbeda. Baik Drupal maupun Joomla, sama-sama memerlukan hosting dan domain supaya bisa online. Keduanya pun memiliki proses instalasi yang tak berbeda. Apalagi, kalau Anda memakai auto installer seperti Softacuolous.
Untuk bisa menginstall aplikasi ini ke server, Anda cukup ikuti cara berikut:
1. Login ke member area Panduan Blog Online.
2. Pilih submenu Layanan Anda di sidebar sebelah kiri.
3. Pilih tab Hosting dan cari tombol Kelola di pojok kanan. Klik tombol sesuai dengan server yang ingin dikelola.
4. Selanjutnya, Anda akan dibawa ke halaman Pengelolaan akun hosting. Cari opsi All Features dengan ikon CP.
5. Setelah masuk halaman cPanel, langsung ketikkan Softaculous Apps Installer di kolom pencarian dan klik opsi tersebut.
6. Ketika sudah di halaman Softaculous, Anda tinggal masukkan kata kunci Drupal atau Joomla di kolom pencarian. Bisa juga cari aplikasinya di sidebar, tepatnya di dalam kategori Portals/CMS. Lalu, klik Install.
7. Langkah terakhir, masukkan semua informasi yang diperlukan sebelum mengaktifkan CMS. Terutama username, password, dan email admin. Seketika, CMS pilihan Anda siap digunakan!
Sama saja, bukan? Jadi, poin ini harusnya tak jadi masalah. Karena itu, mari beralih ke poin-poin yang mungkin punya kontras.
Kemudahan Penggunaan
Website berikut CMS-nya itu cuma alat. Keduanya dipakai untuk membantu apapun pekerjaan utama Anda. Entah itu berjualan di toko online, memamerkan portofolio, mengelola forum, atau menampilkan artikel lewat blog.
Jadi sudah seharusnya, CMS tak merepotkan. Malahan, ia harusnya mudah dan sangat intuitif ketika digunakan. Makanya, kami menjadikan “kemudahan penggunaan” sebagai poin penting untuk dibahas.
Joomla
Serasa familiar. Kami jamin itulah impresi pertama yang muncul ketika membuka Control Panel Joomla.
Sekilas, tampilan Control Panel Joomla memang mirip dengan Dashboard milik WordPress. Di sidebar sebelah kiri, terdapat deretan menu untuk mengelola website. Lalu, area luas di sebelahnya berisi overview aktivitas terbaru di website.
Namun, kalau Anda perhatikan lebih detail, ada sticky menu yang tersisip di bagian “header” dan “footer”. Kedua menu ini takkan Anda temukan di Dashboard WordPress.
Kalau dieksplor lebih jauh, Anda akan sadar kalau header menu menyimpan banyak sekali opsi. Tak jarang, beberapa opsi (submenu) yang ditampilkan juga muncul di bagian sidebar. Karenanya, bisa dibilang, menu sidebar hanyalah bentuk praktis alias shortcut dari menu header.
Berikut merupakan penjelasan singkat soal menu di header Joomla:
System ─ berisi pengaturan berkait keseluruhan sistem CMS. Termasuk di dalamnya, Control Panel, Global Configuration, Maintenance, dan System Information.
Users ─ dipakai untuk mengatur segala hal berhubungan dengan user. Mulai dari menambahkan user ataupun grup; mengatur ijin akses user, menambahkan catatan, kategori, dan field ke user; serta pengaturan pengiriman email secara massal.
Menus ─ dipakai untuk membuat struktur pada website. Terdiri atas “Menu” dan “Menu Items”. Menu, seperti yang bisa Anda kira, merupakan kategori umum dalam web. Lalu menu items ialah bentuk spesifik dari data yang ingin ditampilkan. Misalnya, artikel, kontak, news feed, dan sebagainya. Di dalam masing-masing menu items pun, masih ada opsi yang lebih detail.
Content ─ memuat segala pengaturan berhubungan dengan konten. Mulai dari artikel, kategori, featured article, field, sampai field group. Di dalamnya, termasuk juga database media.
Components ─ berisi berbagai ekstensi yang memberikan fungsi tambahan ke halaman depan website. Beberapa fungsi yang bisa ditambahkan antara lain kolom pencarian, news feed, tags, banner, kontak, dan sebagainya.
Extensions ─ merupakan pusat semua fungsi tambahan yang ada di Joomla. Entah itu bentuknya modules, plugin, templates, dan ekstensi tambahan untuk bahasa.
Help ─ berisi pusat bantuan untuk penggunaan Joomla. Sudah terbagi dalam beberapa bagian khusus seperti bantuan forum, bahasa, wiki, ekstensi, dan sebagainya.
Melihat banyaknya opsi yang tersedia di menu Joomla, bisa ditebak kalau CMS satu ini didesain untuk memuat bermacam konten dalam jumlah masif. Contohnya seperti website forum, portal berita, dan toko online dengan begitu banyak variasi produk.
Tapi untunglah ada fitur “shortcut” tersedia di sidebar. Dengan begitu, Anda tetap bisa mengelola dan menambahkan konten secara efisien. Tak perlu mencari tombol perintah sesimpel New Article di tumpukan opsi menu.
Bicara soal fungsi menambahkan konten, Joomla punya tampilan yang sangat familiar. Kalau Anda perhatikan, user-interface ini persis dimiliki WordPress ketika masih memakai Classic Editor.
Namun, kalau mau lebih tepat, editor yang dipakai di Joomla bisa disamakan dengan editor Microsoft Office Word. Karenanya, opsi formatting konten sangatlah lengkap. Anda punya keleluasaan untuk menampilkan teks menurut keinginan.
Tapi opsi pengaturan tak sebatas pada konten teks saja. Halaman pembuatan konten ini juga disertai berbagai opsi yang tersimpan dalam tabs. Mulai dari opsi Image and Links, Options, Publishing, Configure Edit Screen, dan Permissions.
Lewat segudang opsi di atas, Anda bisa melakukan kustomisasi berbeda untuk tiap post konten. Tentu hal macam ini akan sangat cocok bagi Anda yang memang memiliki konten dinamis. Website toko online, marketplace, atau portal berita, misalnya.
Drupal
Dari sekali lihat saja, Anda tentu bisa lihat kalau tampilan Dashboard Drupal lebih sederhana dibanding Joomla. Di bagian atas halaman, terdapat delapan menu utama untuk konfigurasi web.
Berikut adalah penjelasan fungsi masing-masing menu di Drupal:
Content ─ dipakai untuk menambahkan konten berupa artikel atau halaman web, memanajemen komentar di web, dan mengatur konten berupa dokumen atau files.
Structure ─ dipakai untuk mengatur struktur konten di web. Termasuk elemen blok, komentar, formulir kontak, jenis konten, tampilan, menu, tags dan kategori, serta settings ijin akses.
Appearance ─ bagian yang mengatur tampilan visual website melalui instalasi tema. Memuat berbagai opsi kustomisasi tampilan web.
Extend ─ bagian untuk menginstall fungsi atau fitur tambahan pada website. Bisa dibilang gunanya sangat mirip dengan plugin dalam CMS WordPress, cuma istilahnya modules dalam Drupal.
Configuration ─ memuat opsi konfigurasi semua bagian web. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan akun, konten, pengembangan, sistem, user interface, sistem, media, dan bahasa.
People ─ bagian untuk mengatur akses akun user dan administrator web.
Reports ─ dipakai untuk melihat segala jenis statistik seputar website. Mulai dari status, eror, daftar kata yang banyak dicari, dan plugin.
Help ─ pusat bantuan dan informasi penggunaan CMS Drupal.
Sayangnya, user-interface Drupal kurang ramah bagi pengguna. Ketika Anda mengklik salah satu menu di atas, Anda akan menemukan berbagai opsi submenu yang berderet. Tentunya, tampilan interface macam ini bisa jadi agak menyebalkan dan boros klik. Belum lagi, tampilan default Drupal tampak sangat lawas.
Nah, gilirannya mengulas fitur menambahkan konten baru di Drupal.
Seperti bisa Anda lihat dari gambar di atas, tampilan fungsi Create Article betul-betul sederhana. Opsi formatting yang tersedia juga bisa dihitung pakai jari. Baru di bawahnya, terdapat opsi tambahan untuk tags dan gambar.
Di sisi kanan, terdapat pengaturan lebih lengkap untuk menu, komentar, URL, informasi penulis, serta promosi.
Kalau mau dibandingkan dengan Joomla, semua opsi yang tersedia di Drupal ini belum ada apa-apanya.
Desain dan Kustomisasi Tampilan
Don’t judge a book by its cover. Meski ada benarnya, prinsip itu tak bisa Anda berlakukan di dunia online.
Pengunjung website tak punya ide bagaimana sebetulnya Anda dan bisnis yang Anda berjalan. Satu-satunya yang bisa mereka lihat adalah tampilan website. Jadi, jelas sudah mengapa desain dan kustomisasi tampilan termasuk bagian penting untuk dibahas.
Joomla
Joomla memiliki dua macam templates yang bisa diinstall. Pertama, front-end templates yang menentukan tampilan depan sebuah website. Lalu, kedua ialah back-end templates yang mengubah tampilan halaman administrator Joomla.
Sayangnya, Joomla tidak menyediakan halaman khusus untuk download templates. Untuk bisa mendapat templates yang dibutuhkan, Anda perlu mencarinya ke website yang menjual templates seperti ThemeForest maupun JoomShopper. Selain itu, ada juga template Joomla yang tersedia untuk didownload gratis.
Seketika berhasil menginstall tema, tak banyak yang bisa Anda lakukan. Kecuali, Anda memang memiliki kemampuan teknis untuk mengubah templates. Sebab, Anda perlu memahami CSS dan HTML supaya bisa mengubah tampilan di templates.
Drupal
Berbeda dengan Joomla, Drupal menyediakan halaman resmi untuk download tema. Tapi bukan sekedar itu saja yang dilakukan. Drupal juga ikut melengkapi halamannya dengan berbagai opsi soal spesifikasi website. Misalnya seperti:
Maintenance status;
Development status;
Core compatibility;
Status;
Stability;
Security advisory coverage;
Search themes.
Semua opsi di atas memastikan Anda menginstall tema dengan spesifikasi yang tepat. Dengan begitu, tak cuma tampilan estetis saja yang didapatkan. Akan tetapi juga fungsi dan fitur yang bisa bekerja dengan maksimal.
Hal lain yang membedakan Drupal dari Joomla ialah kustomisasi setelah tema terinstall. Joomla memerlukan kemampuan advance untuk kustomisasi lanjutan. Tak begitu halnya dengan Drupal. Drupal menyediakan interface yang mudah ketika Anda memerlukan pengaturan lebih lengkap.
Dari Home, Anda tinggal menuju Administration > Appearance > Appearance settings. Kemudian, klik opsi yang tersedia untuk mengubah skema warna, elemen halaman, logo, serta favicon.
Aplikasi Tambahan (Plugin)
Secara default, CMS tak dibekali dengan fitur super lengkap. Selain untuk menghemat memori, developer tentu sadar kalau setiap user punya kebutuhan yang berbeda-beda.
Daripada melengkapi CMS dengan fitur yang takkan digunakan, lebih baik kalau fitur-fitur tersebut dibuat secara terpisah. Dengan begitu, Anda bisa menambahkannya sesuai dengan kebutuhan.
Karenanya, bagian ini akan membahas fitur tambahan yang ditawarkan Joomla dan Drupal. Apakah keduanya memiliki banyak pilihan fitur untuk ditawarkan? Apakah fitur tersebut mudah ditambahkan? Nantikan jawabannya di sini.
Joomla
Selain ekstensi berupa templates, Joomla juga menyediakan dua macam ekstensi lain yang sifatnya lebih fungsional. Kedua ekstensi tersebut adalah modules dan plugin.
Modules merupakan ekstensi untuk menambah fitur pada website. Modules utamanya digunakan untuk menampilkan informasi yang berhubungan dengan web. Misalnya saja, menambahkan fungsi main menu atau tambahan kode AdSense.
Beda halnya dengan plugin. Plugin sebetulnya dipakai untuk melengkapi fitur atau tampilan yang ada di Joomla. Misalnya saja, menambahkan galeri, tombol sosial media, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan semua ekstensi ini, Anda tinggal menuju Joomla! Extensions Directory. Di sana, terdapat 7.885 ekstensi yang sudah dikelompokkan dalam berbagai kategori. Beberapa kategori yang dimaksud termasuk juga:
Photos & Images;
Social Web;
News Display;
Style & Design;
Site Management;
Contacts & Feedback;
e-Commerce;
Structure & Navigation;
Core Enhancements;
Communication;
Authoring & Content;
dan 23 kategori lainnya.
Menambahkan ekstensi ke website Joomla caranya juga mudah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Cara pertama, ialah download salah satu ekstensi yang dibutuhkan. Kemudian, kembalilah ke halaman administrator Joomla. Cari menu Extensions di header. Lalu klik Manage > Install. Klik tab Upload Package File dan upload ekstensi yang diinginkan.
Cara kedua, ialah memakai fitur Install from Web. Fitur ini menghubungkan halaman administrator langsung dengan Joomla! Extensions Directory. Anda tinggal klik manapun ekstensi yang diinginkan untuk menginstallnya.
Cara ketiga, adalah Install from Folder. Lalu cara terakhir adalah Install from URL.
Drupal
Sama halnya dengan Joomla ataupun WordPress, Drupal juga menyediakan halaman resmi untuk mendownload fungsi tambahan. Di halaman direktorinya, Drupal menyediakan 43.000 untuk dipilih. Anda bisa mengakses kesemuanya melalui website Drupal lalu ke Build > Modules.
Kalau menginginkan yang lebih praktis, Anda tak perlu membuka tab baru ke halaman Drupal. Anda juga bisa mengakses semua modules di halaman administrator CMS Drupal. Dari Home, Anda hanya perlu ke Administration > Extend. Di halaman itu, Anda bisa temui berbagai modules yang siap diinstall. Tinggal centang mana yang dibutuhkan dan klik tombol Install di bagian bawah halaman.
Semisal modules yang dibutuhkan tak tersedia, Anda bisa coba cara lain. Tetap di halaman yang sama, Anda hanya perlu klik tombol + Install new module. Lalu, pilih salah satu di antara dua opsi penambahan module: install via URL atau upload file.
Jenis Konten
Di artikel-artikel perbandingan lainnya, jenis konten tak cukup banyak dibahas. Padahal, Anda pasti ingin tahu apakah satu CMS cocok untuk menampilkan jenis konten yang Anda punya. Karena itu, kami menyediakan satu bagian khusus untuk membahasnya.
Joomla
Kalau Anda masih ingat, di bagian-bagian sebelumnya, kami sempat membahas banyaknya opsi yang ditawarkan CMS Joomla. Entah itu opsi konfigurasi umum (users, components, dan extensions) sampai dengan konfigurasi untuk konten.
Dilihat dari ragam opsinya, bisa dibilang kalau Joomla menawarkan kemungkinan yang tak terbatas untuk menampilkan konten. Joomla sendiri mengklaim bahwa sistem yang dibuatnya dapat dipakai untuk menciptakan fitur:
Sistem kontrol inventori;
Alat untuk pelaporan data;
Aplikasi;
Katalog produk khusus sesuai keinginan;
Direktori untuk bisnis yang kompleks;
Sistem reservasi;
Sistem komunikasi di website.
Karenanya, tak heran kalau Joomla bisa dipakai untuk membuat website apapun. Mulai dari web sederhana seperti blog atau website sekolah. Apalagi website dengan struktur yang rumit dan berisi banyak konten, seperti website perusahaan, portal berita, ecommerce, reservasi tiket, dan website pemerintah.
Jika Anda masih butuh gambaran tentang apa yang Joomla bisa lakukan, bukalah Joomla! Showcase Directory. Di sana, Anda bisa temukan banyak sekali contoh-contoh website yang memakai CMS Joomla.
Tak cuma tampilan dan jenis konten saja yang bisa dijadikan inspirasi, fitur-fitur yang ditambahkan patut juga untuk Anda perhatikan.
Drupal
Drupal menawarkan sebuah CMS yang powerful sekaligus fleksibel. Namun, di saat bersamaan, tak bisa dipungkiri bahwa cara kerja Drupal juga kompleks.
Dengan cara kerja macam itu, jelas Drupal tidak dibuat sekadar untuk jadi publisis konten pada umumnya. Satu CMS ini bisa dipakai untuk membuat toko online, hosting aplikasi, sampai chat berbasis web.
Hal lain yang sangat menarik dari Drupal ialah sistem kerja (workflow) yang jelas. Ini tak lain karena Drupal memiliki sistem administrator dan akun. Sistem ini memastikan setiap akun memiliki satu peran atau bahkan beberapa sekaligus.
Sistem inilah yang amat cocok dipakai ketika membuat website media online, majalah, dan jurnal akademik. Sebab, website dengan kapasitas besar macam itu tak bisa dikelola oleh satu admin saja. Sebaliknya, setiap user perlu berkontribusi pada website.
Keamanan
Perkara keamanan tak boleh dianggap sepele. Sebab, faktor keamanan lah yang memastikan Anda punya kontrol atas website. Jika tidak aman, mudah saja hacker membajak situs yang Anda punyai. Lebih buruk lagi, data personal Anda dan users bisa diambil dan disalahgunakan.
Selain kepentingan personal, keamanan juga ada sangkut pautnya dengan reputasi. Sebuah website yang dianggap tak aman akan diblokir dari laman hasil pencarian. Tak heran kalau website macam itu takkan mendapat banyak traffic apalagi ranking pencarian.
Joomla
Sejujurnya, tak ada yang bisa menjamin CMS 100 persen aman. Setiap CMS tetap memiliki kemungkinan untuk diretas. Begitu pula dengan Joomla.
Untuk menghindari risiko tersebut, Anda perlu meningkatkan pengamanan. Bagaimana caranya?
Well, Joomla menyediakan Security Checklist yang bisa Anda pelajari. Di sana, Anda akan dapatkan info lengkap apa saja yang perlu dilakukan untuk mengamankan CMS Joomla. Dimulai dari melakukan setup hosting dan server, mempelajari file permissions, melakukan testing dan development, setup Joomla, site administration, site recovery, dan penanganan ketika web diretas.
Untuk memastikan website Joomla lebih aman, Anda juga bisa menginstall ekstensi keamanan. Misalnya saja seperti jomDefender atau jHackGuard.
Drupal
Dibandingkan dua kompetitornya, Drupal terkenal sebagai CMS paling aman. Memang, komunitas developer Drupal tak pernah main-main soal keamanan. Mereka berdedikasi untuk terus memperbaiki dan memelihara sistem keamanan Drupal. Tak heran kalau untuk login saja, ada lapisan-lapisan keamanan yang perlu ditembus.
Selain memiliki kriteria password yang kompleks (panjang, karakter, dan time limit), Drupal menerapkan 2-factor authentication. Fitur ini mengharuskan Anda memasukkan kode otomatis dari ponsel. Hanya dengan begitu, Drupal tahu bahwa Anda lah yang login ke dalam sistemnya.
Drupal juga dilengkapi dengan encryption sistem atau sistem pengacakan password. Drupal akan terus mengacak password Anda dalam sistemnya, sehingga hacker tak bisa memecahkan kombinasi password yang Anda gunakan. Mau tahu apa yang lebih hebat? Sistem enkripsi juga dipakai Drupal ke semua data dan informasi di CMS-nya.
Tak lupa, Drupal juga melengkapi dirinya dengan fitur denial of service (DoS) attacks, brute force detection, dan proteksi dari entri data yang mencurigakan.
Joomla vs Drupal, Manakah yang Lebih Baik?
Joomla vs Drupal? Pasti itu pertanyaan yang dari tadi ingin lekas Anda jawab.
Untuk memudahkan Anda memutuskan mana CMS terbaik, berikut kami rangkum semua fitur yang ditawarkan Drupal maupun Joomla.
Dari tabel di atas, harusnya Anda sudah memiliki gambaran mana yang layak untuk dipilih. Namun, untuk meyakinkan Anda, berikut kami beri simpulan CMS yang terbaik menurut kebutuhan Anda:
Joomla cocok untuk pengguna yang familiar dengan pengaturan teknis; bagus dipakai untuk membuat website berisi konten yang banyak dan kompleks (inventaris barang dan katalog); dan terlebih untuk website yang butuh kustomisasi lengkap dalam hal fitur dan tampilan.
Drupal cocok untuk pengguna advance dan developer; bagus dipakai untuk membuat web dengan jumlah konten sangat besar; lebih tepat jika dipakai untuk membuat website dengan banyak user dan memiliki sistem workflow yang jelas; dan terutama sistem keamanan yang kuat.
Itu dia akhir dari ulasan Joomla vs Drupal. Semoga bisa membantu Anda menentukan CMS yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
Eiits, Joomla VS Drupal Bukan yang Anda Cari?
Dari perbandingan Joomla vs Drupal, Anda belum menemukan CMS terbaik untuk Anda? Apakah semua fitur yang dijelaskan di atas masih sangat asing bagi Anda? Apakah Anda memerlukan CMS yang lebih sederhana dan intuitif? Apakah Anda juga menginginkan CMS yang lebih user-friendly dan SEO-friendly?
Kalau Anda menjawab “Ya!” untuk ketiga pertanyaan di atas, mungkin Anda lebih cocok menggunakan WordPress. Selain punya lebih banyak plugin dan tema, WordPress juga lebih mudah dipelajari dan diintegrasikan dengan berbagai layanan (Google Analytics, Google Adsense, dan lainnya).
Semua kelebihan tersebut akan bertambah seketika Anda memilih layanan WordPress di Panduan Blog Online. Anda bisa dapatkan CMS WordPress dengan fitur instalasi dan login otomatis, WordPress Accelerator untuk akses super cepat, dan protokol keamanan SSL gratis.
No comments:
Post a Comment