Popular Posts

Tuesday, May 2, 2017

Cara Membuat Web Portofolio

Ikuti Cara Mudah Membuat Web Portofolio – Panduan Blog Online

Ikuti Cara Mudah Membuat Web Portofolio

Kami berusaha menyediakan website yang berguna untuk pengetahuan para pembaca, panduan singkat dan sederhana ini semoga menjadi jalan bagi kalian yang mengalami kesulitan dalam membuat blog di dunia maya, kami mengambil sumber dari blog Panduan Blog Online.com seandainya kalian berkenan langsung mengunjungi website tersebut, selamat menikmati!

Kini, banyak orang tergantung pada internet untuk mencari informasi. Bukan hanya soal barang atau review makanan, tapi juga orang. Mencari informasi tentang orang atau kepo umum dilakukan. Bahkan di dunia profesional, kepo dilakukan oleh bagian personalia untuk menentukkan cocok tidaknya calon pegawai bekerja di perusahaan.

Bayangkan ketika Anda tak memiliki jejak digital yang menjanjikan. Alih-alih karya atau portofolio, hasil pencarian soal Anda penuh dengan video lucu atau komentar soal keributan di internet. Sedikit memalukan, bukan?

Itu artinya, cara Anda menampilkan diri di internet menjadi penting. Salah satu cara yang sangat menjanjikan adalah dengan memamerkan portofolio di web. Apalagi jika Anda seorang pekerja lepas (freelancer) atau pemilik digital agency, kehadiran Anda di internet tentu tak bisa ditawar.

Adanya web portfolio membantu Anda ditemukan oleh perusahaan dan klien yang tepat. Tanpa membuat web portofolio, Anda akan sulit mendapatkan klien dan dilirik perusahaan impian. Mungkin lebih buruk lagi, keberadaan Anda kurang diakui ─ terlepas dari etos kerja Anda di dunia nyata.

Ini mengapa membuat website portofolio menjadi kebutuhan. Meski begitu, masih ada orang yang memilih untuk tidak membuatnya karena ribet dan memakan banyak waktu. Padahal, sekali lagi, web portofolio adalah cara mempromosikan diri paling efektif. Apalagi, jika Anda memiliki banyak saingan di internet.

6 Cara Membuat Web Portofolio

Artikel ini akan membantu mewujudkan website portofolio yang Anda inginkan. Kami akan menjabarkan cara-cara membuat web portofolio pribadi dengan mudah. Selain itu, kami juga memuat tips-tips seputar memperkuat internet presence.

Langkah 1: Tentukan Nama Domain untuk Web Portofolio

Nama domain adalah elemen penting dalam membuat web portofolio. Jika web portofolio adalah rumah bagi karya Anda, bayangkan domain sebagai alamat menuju rumah.

Namun, bukan berarti alamat domain tersebut diberikan otomatis. Seperti halnya ketika Anda pindah ke daerah Jalan Palagan dan mendapatkan keterangan nama dusun, desa, hingga kelurahannya.

Justru sebaliknya. Alamat domain bisa Anda tentukan sendiri. Semakin unik dan mudah diingat, semakin besar kemungkinan orang lain mengunjungi website Anda. Sebelum tergesa-gesa memilih alamat domain, ada baiknya Anda simak beberapa tips berikut.

Pertama, buat nama domain yang mudah diingat. Jika Anda membuat web untuk keperluan pribadi, ada baiknya untuk membuat nama domain berdasarkan nama. Menggunakan nama pribadi sebagai domain akan memperkuat personal branding. Alternatif lainnya, pakai kata kunci dari tema Anda.

Jika Anda membuat web portofolio untuk institusi, jangan gunakan nama pribadi. Sebagai gantinya, gunakan nama agency atau brand.

Kedua, usahakan nama domain yang singkat dan mudah dieja. Nama yang singkat dan mudah dieja meningkatkan kesempatan website untuk lebih banyak dikunjungi. Lagipula, tak ada yang suka diminta mengeja nama yang rumit, kan?

Ketiga, hindari angka atau tanda dash (-) di alamat domain. Kedua elemen itu membuat nama domain Anda terasa kurang natural. Ditambah lagi, kemungkinan untuk salah ketik menjadi semakin besar.

Keempat, gunakan ekstensi .com. Ekstensi .com merupakan jenis top-level-domain yang paling lama dan populer. Karenanya, banyak keuntungan yang didapat dari sisi SEO dan ranking pencarian.

Kelima, anggap nama domain seperti hubungan dengan pasangan. Anda tentunya menginginkan hubungan itu awet dan langgeng. Karena mau tak mau, nama domain akan menjadi bagian dari branding Anda. Jika suatu saat Anda ingin mengganti domain, ingat kalau itu akan berdampak ke branding dan SEO website.

Baca juga: Cara Menentukan Nama Domain untuk Bisnis Kreatif Anda

Langkah 2: Daftarkan Domain dan Tentukan Jasa Web Hosting

Setelah memastikan nama domain tersedia, Anda perlu mendaftarkan nama domain dan melanggan layanan hosting web. Keduanya bisa Anda dapatkan di Panduan Blog Online.

cara membuat web portofolio

Untuk nama domain berekstensi .com, Anda hanya perlu membayar Rp125.000 per tahun. Sedangkan untuk layanan web hosting ada beberapa paket yang bisa dipilih.

Jika Anda seorang freelancer, kami rekomendasikan untuk memakai paket Pelajar. Akan tetapi, jika Anda memiliki digital agency yang cukup besar, paket Personal lah yang perlu dipilih.

Sebetulnya, kedua paket tersebut memiliki fitur yang tidak jauh berbeda. Keduanya sama-sama memiliki bandwith dan disk space unlimited, waktu uptime 99,98 persen, BitNinja Smart Security, website builder, dan banyak fitur lainnya.

Dua hal yang membedakan paket Pelajar dari paket Personal adalah akses SSH dan private name server. Paket Personal memperbolehkan Anda mengakses dan memonitor server secara remote. Itu mengapa, Anda juga bisa memberi nama khusus untuk server yang dipakai.

Berita baiknya, jika Anda berlangganan paket Pelajar atau Personal, Anda bisa mendapatkan domain secara gratis.

Baca juga: Infografik Tips Memilih Web Hosting

Langkah 3. Instal WordPress

WordPress memang bukan satu-satunya content management system (CMS) untuk website. Tapi, bisa dijamin WordPress merupakan pilihan tepat untuk website Anda.

WordPress merupakan CMS paling populer di dunia. WordPress merupakan aktor di balik banyak website merk-merk besar. Tepatnya, lebih dari 33 persen website di dunia menggunakan WordPress. Termasuk di dalamnya website resmi Mercedes Benz, Bata, Time, dan Katy Perry.

Popularitas WordPress tak lain disebabkan oleh kemudahan menggunakannya. User interface CMS satu ini sangat intuitif. Hingga pengguna pemula, mereka yang tak memiliki latar belakang IT, pun bisa menggunakannya.

Selain itu, pengaturan dan penambahan fungsi website WordPress terbilang sangat mudah. Fitur apapun yang diinginkan bisa ditambah melalui plugin. Ada sekitar 50.000 plugin gratis yang tersedia di WordPress directory.

Baca juga: 10 Perbedaan WordPress.com dan WordPress.org

Anda pun tak usah khawatir jika menemui kesulitan dalam mengoperasikan WordPress. Anda bisa menemukan jawaban seputar pengoperasian WordPress di WordPress Support Forum. Selain itu banyak juga website yang mendedikasikan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Di Blog Panduan Blog Online, Anda juga bisa menemukan banyak tutorial dan ulasan mengenai plugin WordPress.

Langkah 4: Menentukan Template Web Portofolio yang Oke

Tema membantu tampilan website Anda semakin ciamik. Tampilan ini nantinya bukan hanya soal “indah dipandang mata” saja. Tema juga membantu Anda menarik banyak pengunjung. Tampilan dan user interface yang ramah membantu pengunjung dengan mudah mengeksplor isi website Anda.

Berbeda halnya ketika tema yang digunakan kurang apik. Pengunjung bisa saja malas menikmati konten yang telah Anda buat. Malahan, mungkin saja pengunjung buru-buru meninggalkan website. Ini kemudian akan meningkatkan bounce rate website dan membuat reputasi website dianggap buruk oleh Google.

Maka dari itu, penting untuk memilih tema WordPress yang tepat. Terlebih jika website ditujukan untuk membangun portofolio dan menggaet klien. Untuk itu, kami sudah merangkum tema-tema terbaik yang bisa Anda pakai di 10+ Tema Portofolio WordPress Terbaik untuk Web Agency & Freelance.

Langkah 5: Instal Plugin yang Dibutuhkan

Supaya berfungsi maksimal, website perlu diinstal plugin. Berikut ini adalah daftar plugin yang wajib Anda instal supaya website berjalan mulus dan profesional.

Envira Gallery

cara membuat web portofolio

Envira Gallery membantu Anda menampilkan portofolio visual secara apik. Fitur drag and drop builder yang dipunya, Anda bisa mengunggah dan mengatur tampilan foto dengan mudah. Plugin ini juga sudah kompatibel dengan versi WordPress terbaru dan telah terintegrasi dengan Gutenberg. Artinya, Anda bisa tambahkan portofolio visual hanya dengan gallery block.

Envira juga menjamin tampilan web portofolio Anda responsif. Baik foto maupun video dapat ditampilkan di komputer, tablet, maupun ponsel. Dari sisi tampilan di mesin pencari, Envira juga berkomitmen mengoptimalkan SEO portofolio. Terdapat meta data yang bisa diisi untuk memaksimalkan keterjangkauan karya Anda.

Untuk fitur pro, Anda bisa juga menampilkan video, menampilkan foto dari Instagram, mengintegrasikan portofolio dengan galeri Lightroom, dan banyak fitur lainnya.

Smush

cara membuat web portofolio

Smush membantu Anda menampilkan visual di website dengan ukuran yang pas. Karena ukuran gambar terlampau besar memakan waktu untuk load. Sebaliknya, jika ukuran gambar terlalu kecil, gambar akan terlihat pecah atau pixelated.

Nah, plugin ini akan mengecek seluruh komponen visual di website Anda. Smush kemudian akan melaporkan gambar-gambar yang kurang teroptimasi. Di versi gratis, Smush akan merekomendasikan ukuran ideal gambar. Anda perlu mengganti gambar secara manual sesuai dengan ukuran yang direkomendasikan.

Di versi premium, Anda bisa mengoptimasi semua gambar di dalam website dalam sekali klik. Dengan versi premium, Anda bisa menghemat memori hingga hampir 15 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan versi gratis, yaitu hampir 6 persen.

Elementor

cara membuat web portofolio

Elementor Page Builder merupakan plugin yang melengkapi pengaturan visual website. Dengan plugin ini, Anda bebas mendesain tampilan halaman dan post dengan mudahnya. Dilengkapi dengan fitur drag and drop, Anda tinggal menarik blok konten yang tersedia dan menaruhnya di posisi yang diinginkan. Pada prinsipnya, apa yang Anda liat ketika mendesain halaman akan menjadi tampilan yang juga diliat oleh pengunjung.

Tidak hanya tampilan dekstop saja yang bisa didesain. Dengan Elementor, Anda bisa melakukan kustomisasi tampilan web di tiap piranti. Mau itu tampilan ponsel, tablet, dekstop ukuran 14 inch, hingga yang berlayar lebar. Cara ini akan memastikan setiap pengunjung, dari berbagai device, mendapatkan user experience terbaik.

Anda juga bisa membuat halaman khusus untuk Maintanance Mode atau Coming Soon. Elementor memudahkan Anda karena di dalamnya sudah ada beberapa desain yang bisa diedit. Untuk penggunaannya, plugin ini juga sangat ramah. Setiap perubahan yang dibuat dicatat. Jadi, ketika Anda ingin membalikkan desain ke tampilan lama, Anda cukup Ctrl+Z di keyboard atau klik versi tampilan yang diinginkan.

Akismet

cara membuat web portofolio

Akismet Anti-Spam adalah sahabat Anda untuk memerangi spam. Plugin ini diciptakan untuk memantau semua komentar dan formulir kontak di website. Aksimet akan mencocokkan kedua entri ini ke databse spam dan memfilter entri yang mencurigakan.

Akismet juga ikut memantau URL dari entri yang diterima web. URL tersebut ditampilkan untuk menghindari tautan tersembunyi dan tautan yang tidak relevan lainnya.

Untuk menggunakan plugin ini, Anda perlu mendapatkan kode API. Akismet menawarkan beberapa paket berlanggan untuk kode API itu sendiri. Paket Personal bisa Anda tebus dari $0 – $120 per tahun. Penggunaan gratis hanya dibolehkan untuk blog pribadi yang tidak komersil atau mempromosikan bisnis.

Sedangkan paket Plus ditujukan untuk website komersil dan blog profesional. Sisanya, paket Enterprise, ditujukan untuk multisite website.

Jetpack

cara membuat web portofolio

Jetpack by WordPress.com adalah satu plugin dengan fitur yang lengkap. Dengan satu plugin ini saja, Anda bisa memantau keamanan dan performa web. Selain itu, Anda juga dapat melakukan manajemen website.

Dari sisi keamanan, Jetpack melindungi website dari serangan peretas. Ditambah, ia juga menghindarkan Anda dari unauthorized logins. Untuk versi premium, Jetpack melakukan backup dan automated fixes untuk Anda. Frekuensi backup bisa diatur, mulai dari harian hingga sesuai kebutuhan.

Jetpack juga bisa dipakai untuk mengoptimasi website. Plugin akan mengoptimasi ukuran gambar dan menyertakan pilihan lazy load. Dengan begitu, kecepatan load dan user experience bisa terjaga.

Plugin dari WordPress.com ini juga terintegrasi dengan analytics dan tools SEO yang lengkap. Behavior pengunjung website bisa dipantau dengan analytics ini. Selain itu, ada juga SEO tools untuk memaksimalkan jangkauan konten ke Google, Bing, Twitter, Facebook, dan WordPress.com.

Yoast

cara membuat web portofolio

Siapapun pasti sepakat. Menginstal plugin Yoast SEO adalah wajib hukumnya. Plugin yang satu ini memang sudah terkenal reputasinya. Dari blogger hingga media agency, semuanya mengandalkan Yoast untuk optimasi SEO.

Setidaknya ada tiga fitur utama yang ditawarkan di versi gratis, yaitu SEO teknis, SEO konten, dan menjaga hubungan antar konten agar SEO friendly.

Pertama, SEO teknis. Yoast secara otomatis membuat XML maps supaya website dapat di-crawling dengan baik oleh bot mesin pencari. Plugin ini juga memungkinkan Anda memuat breadcrumbs, membuat judul dan meta description sesuai template, dan mengisi canonical URL untuk menghindari hukuman konten duplikat.

Kedua, SEO konten. Yoast menganalisis kualitas Anda berbasis SEO. Di halaman post atau page, Anda akan melihat hasil analisis berupa panjang kalimat, panjang paragraf, jumlah kalimat pasif, banyaknya kata penghubung, hingga analisis Flesch Reading.

Ketiga, membuat hubungan antarkonten. Yoast membantu Anda membuat internal linking. Ini bisa memperbesar kemungkinan konten Anda mendapat ranking teratas. Karena artinya konten yang dibuat lengkap dan relevan. Selain itu, Yoast juga terintegrasi dengan Google Search Console. Anda bisa memantau performa website di mesin pencari dan memperbaiki kesalahan crawling.

Contact Form

cara membuat web portofolio

Contact Form by WPForm membantu Anda membuat segala macam formulir di website. Mulai dari formulir kontak, formulir berlangganan, formulir pembayaran, dan banyak macam lainnya. Fitur drag and drop di dalam plugin memudahkan Anda membuat formulir dalam hitungan menit.

Plugin ini menyediakan pre-built template. Jadi, Anda tak perlu susah-susah membuat formulir dari awal. Bisa dipastikan, formulir yang Anda buat bisa dikustom sehingga cocok dengan tampilan website. Selain urusan estetis, Anda tak perlu khawatir dengan tampilan form dari berbagai device. Contact Form keluaran WPForm ini 100% responsif.

Di versi premiumnya, Anda bisa membuat formulir subscription email, formulir kontak dalam bentuk multi-page, memembuat formulir yang terintegrasi dengan pembayaran, dan banyak add-ons lainnya.

Langkah 6: Buat Bagian Khusus “About Me”

Halaman “About Me”, “About Us” atau “About” adalah bagian yang sangat-sangat penting di website. Di bagian ini Anda bisa menunjukkan kapasitas dan kemampuan di bidang yang digeluti. Halaman ini akan membantu Anda meyakinkan calon klien untuk memberikan proyeknya ke Anda.

Saking pentingnya bagian ini, tentu Anda tak boleh membuatnya dengan sembarangan. Simak beberapa tips berikut supaya calon klien semakin terpikat dengan kerja Anda.

  • Mulai dengan nama atau merk. Nyatakan dengan jelas siapa Anda. Ingat kata-kata, “tak kenal maka tak sayang” kan? Pastikan cara memperkenalkan diri yang dipakai membuat calon klien semakin tertarik dan “sayang” pada Anda.
  • Jelaskan secara singkat apa yang Anda lakukan. Biasanya beberapa kata saja cukup. Misalkan, “Saya seorang content writer dengan pengalaman lebih dari 7 tahun.” Atau berbagai variasi tergantung apa yang Anda kerjakan.
  • Ceritakan apa kelebihan Anda dari sudut pandang klien. Anda bisa saja mengaku sebagai pekerja keras, perfeksionis, dan sangat memperhatikan detil. Tapi, bukankah hal semacam itu sangat subjektif? Alih-alih memberikan suatu hal yang sulit dibuktikan, coba tawarkan suatu hal konkret yang dibutuhkan calon klien.
  • Sebutkan beberapa pengalaman kerja atau portofolio yang mengangkat reputasi Anda. Tak semuanya perlu disebutkan. Satu atau dua saja sudah cukup supaya tak terlihat terlalu pamer.
  • Ceritakan mengapa Anda bisa terjun di bidang yang digeluti. Cerita personal macam ini biasanya menyentuh emosi calon klien dan hasilnya Anda lebih mudah diingat.
  • Gunakan berbagai media. Tak melulu teks, Anda bisa coba menceritakan diri Anda dalam sebuah video atau audio.
  • Jangan lupa tampilkan foto diri Anda sesuai persona yang ingin ditonjolkan. Bisa foto profesional, kreatif, atau kasual.

Tak semua tips di atas harus diterapkan. Anda bisa memilih beberapa saja yang paling cocok dengan model portofolio yang dimiliki.

Untuk contoh-contoh halaman About, ada beberapa website yang bisa dijadikan inspirasi.

Perusahaan, misalnya, Anda bisa lihat halaman milik Niagahoster. Di sana, kami memperkenalkan diri dengan ringkas dan jelas. Meski begitu segala informasi yang membedakan kami dengan kompetitor lain sudah diutarakan.

Begitu juga pun dengan Refinery29. Media agency yang fokus pada isu-isu perempuan ini, berhasil menunjukkan visi dan secuplik portofolionya dalam uraian singkat nan apik.

Terakhir, halaman about milik oleh blogger profesional Lavendaire. Berbeda dengan kedua contoh sebelumnya, Aileen sang penulis, sengaja membagi perkenalan tentang dirinya dalam beberapa bagian. Ia menjelaskan sedikit arti tagline blog, siapa dirinya, cerita sebelum akhirnya memulai blog, dan mengapa memilih nama Lavendaire.

Contoh yang terakhir ini lebih cocok untuk blog atau portofolio personal. Anda bisa terlihat profesional dengan pekerjaan Anda sekaligus menunjukkan sisi personal.

Baca juga: 10+ Halaman Penting yang Harus Ada di Website Anda

Kesimpulan

Membuat web portofolio sendiri ternyata bukan hal yang sulit, kan? Anda memang butuh sedikit kesabaran dan banyak kreativitas untuk membuat web portofolio yang memuaskan.

Semoga artikel ini bisa melecut Anda untuk segera menunjukkan karya Anda kepada audiens global di internet.

Untuk tahu berbagai tips soal website dan bisnis online, subscribe dan pantau terus blog Panduan Blog Online.

Source:niagahoster.com

No comments:

Post a Comment

Cara Mengatasi Error Are You Sure You Want To Do This Di Wordpress

Cara Mengatasi Error "Are You Sure You Want To Do This" di WordPress Cara Mengatasi Error “Are You Sure You Want To Do This” di Wo...