Anda tak bisa terus mengandalkan strategi marketing media sosial untuk promosi bisnis.
Cepat atau lambat, pengikut Anda di Instagram, Twitter atau Facebook akan beralih ke hal yang lebih menarik. Entah itu dengan mengikuti akun kompetitor, unfollow akun media sosial bisnis Anda, atau simply algoritma tidak membiarkan akun bisnis Anda menjangkau followers.
Toh, tidak realistis juga ketika Anda meminta pelanggan menunggu update soal bisnis Anda. Seharusnya, Anda lah yang menjangkau pelanggan. Bukan sebaliknya. Itu mengapa strategi email marketing sangat tepat untuk diterapkan dalam bisnis.
Strategi email marketing bisa menjangkau pelanggan dengan luwes. Anda tak perlu terus-menerus membuat konten demi mengejar statistik engagement. Lewat email newsletter, Anda bisa sekali waktu sampaikan info atau promosi soal bisnis Anda.
Karena sifatnya one on one, metode ini terasa sangat personal. Kesan yang ditinggalkan ke penerima email juga lebih berbekas. Lebihnya lagi, Anda tetap bisa berhubungan dengan pelanggan setelah sekian lama. Dengan kata lain, promosi via email bisa dijadikan investasi marketing jangka panjang.
Maka dari itu, strategi marketing ini sangat cocok diterapkan untuk business to business (B2B) model. Di mana arus transaksinya cukup lambat, jumlah transaksinya besar, dan relasi antara pelanggan begitu berharga.
Strategi marketing yang sama juga tak salah diterapkan dalam model business to consumer (B2C). Malah, format promosi demikian bisa membuat bisnis B2C Anda lebih menonjol dari kompetitor.
Lalu, bagaimana best practice dari email newsletter yang menarik?
Artikel ini akan membahas apa saja yang membuat email newsletter disukai pelanggan. Tak cuma teori saja, Anda juga akan menemukan berbagai contoh newsletter yang bisa dijadikan inspirasi.
Apa yang Membuat Email Newsletter Bisa Menarik Pelanggan?
Asal email newsletter didesain apik, upaya email marketing Anda bisa berhasil. Begitu kira-kira banyak orang berpikir. Namun, promosi via email sekalipun tak boleh dibuat dengan asal-asalan.
Setidaknya ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam membuat newsletter. Lewat elemen-elemen inilah, kemungkinan besar strategi marketing Anda bisa berhasil.
Seperti halnya Panduan Blog Online, Panduan Blog Online juga mengirimkan email newsletter promo domain dan hosting dengan konten yang informatif dan tentunya akan menarik minat konsumen untuk membeli domain dan hosting dari konten promo yang diberikan.
Tampilan responsif
Sebisa mungkin, buatlah email newsletter dengan tampilan responsif. Ini berarti email Anda bisa dilihat dari berbagai device dan resolusi layar. Bukan sekadar bisa dilihat saja, tapi tampilan email bisa tetap rapi dan tidak berantakan.
Poin ini cukup penting. Apalagi mengingat lebih dari separuh orang di dunia mengakses internet melalui ponsel. Baru kurang dari separuh lainnya menggunakan dekstop. Serta sedikit porsi kecil yang menggunakan tablet.
Kata-kata yang simpel dan unik
Susunlah kata-kata yang simpel dan unik dalam newsletter. Bukannya apa-apa. Bayangkan saja Anda ada di posisi pembaca.
Sesuatu yang berkaitan dengan email umumnya selalu serius. Apalagi hal-hal yang menyangkut ke pekerjaan.
Kalau Anda bisa membuat sebuah copy atau kata-kata yang unik. Nantinya email newsletter yang Anda buat bisa lebih meninggalkan kesan ke penerima. Bisa saja kemudian, mereka tertarik untuk mengunjungi website Anda. Lebih baik lagi, jika mereka merasa teryakinkan untuk membeli produk usaha.
Visual yang estetis
Di zaman apa-apa serba visual, tampilan estetis tak lagi bisa ditawar. Untuk mewujudkan email newsletter yang estetis, ada beberapa hal yang bisa Anda ingat dan terapkan.
Misalnya, gunakan skema warna yang sesuai dengan brand. Ini merupakan langkah termudah untuk menampilkan identitas brand ke dalam newsletter.
Lalu, gunakan bantuan ikon untuk mengurangi penggunaan teks di newsletter. Ikon di newsletter juga bisa memberikan sentuhan unik di newsletter.
Ragam konten
Konten yang beragam juga hal penting untuk ditaruh di email newsletter. Pilihan konten yang itu-itu saja bisa membuat pelanggan Anda mengabaikan email yang diterima.
Maka dari itu, coba sediakan bermacam jenis konten untuk email marketing. Ketika Anda menjual produk atau jasa, jangan melulu promosikan apa yang Anda jual.
Sebaiknya, berikan juga beberapa opsi konten alternatif. Misalnya, konten artikel berupa tips dan trik, inspirasi di balik bisnis, atau cerita unik tentang kultur perusahaan.
Call to Action (CTA) yang spesifik
CTA tak boleh dilewatkan dalam newsletter. Keberadaan CTA memberikan klu aksi apa yang sebetulnya Anda harapkan dari pelanggan.
Misalnya, Anda bisa saja mengarahkan pelanggan untuk mengunjungi web, memberikan donasi, mengisi formulir, atau apa saja.
Adanya CTA mengurangi kemungkinan email newsletter Anda diabaikan oleh penerima. Secara lebih strategis lagi, CTA membuat usaha email marketing Anda bisa dinilai secara konkret. Katakanlah, Anda bisa hitung berapa banyak orang yang membuka dan mengikuti CTA yang Anda buat.
Sebetulnya, masih ada banyak hal yang bisa ditambahkan untuk mempercantik newsletter. Kalau Anda tertarik memahami lebih dalam, Anda bisa baca artikel [Terlengkap] Panduan Membuat Email Marketing Efektif 2019.
Di artikel tersebut, Anda takkan hanya diajak untuk membedah aspek visual dari email marketing. Lebih dalam lagi, Anda juga akan belajar bagaimana menerapkan strategi promosi dengan segmentasi konsumen, membangun email list, dan menjaga komunikasi dengan konsumen.
5+ Contoh Email Newsletter yang Bisa Dijadikan Inspirasi
Di bawah ini, Anda bisa menemukan enam contoh newsletter yang inspiratif. Anda akan temukan deskripsi singkat soal bisnis atau organisasinya, analisis untuk tiap tampilan newsletter, dan tips yang bisa diterapkan ke newsletter Anda sendiri.
1. Contoh Newsletter dari Change.org
Change.org merupakan perusahaan kepentingan publik. Sebagai perusahaan sosial yang memiliki visi dan komitmen memberdayakan komunitas, Change.org memfasilitasi siapa saja yang memiliki keresahan soal lingkungannya untuk berani bicara.
Keresahan itulah yang diubah dalam bentuk petisi yang bisa ditandatangani. Semakin banyak orang yang mendukung sebuah petisi, semakin besar kemungkinan perubahan bisa dicapai.
Itu mengapa informasi soal petisi begitu vital dalam newsletter. Alih-alih mengirim sejumlah rekomendasi petisi yang berbeda, Change.org hanya memilih satu yang dirasa paling relevan dengan Anda. Di sana, Anda bisa temukan deskripsi atau latar belakang di balik sebuah petisi.
Baru kemudian di bawahnya, terdapat CTA berbunyi Tandatangani Petisi. Warna tombol CTA yang dipilih masih senada dengan logo Change.org itu sendiri. Sisanya, desain newsletter didominasi dengan warna putih. Tampilan semacam ini sangat strategis karena memberi whitespace untuk teks yang cukup banyak.
Tips Membuat Email Newsletter ala Change.org:
- Fokus ke kelebihan platform dan tampilkan hal itu dengan sebaik mungkin.
- Kualitas konten tidak bisa berbohong. Pilih konten yang benar-benar berkualitas untuk dikirimkan ke pelanggan.
- Desain simpel dan sederhana kadang justru bisa menonjolkan kelebihan layanan atau bisnis Anda. Jika memang newsletter yang dikirim padat akan konten, hindari desain email newsletter yang penuh dan mencolok.
- Buat CTA yang mengarahkan ke aksi yang spesifik.
2. Contoh Newsletter dari BrainPickings
BrainPickings merupakan blog yang menyoal sastra, sains, seni, filsafat, dan banyak topik seputar pikiran dan perasaan manusia. Ditulis oleh Maria Popova ━ seorang penulis keturunan Bulgaria, blogger, kritikus sastra dan seni ━ yang juga mengisi kolom di sejumlah media ternama seperti The New York Times, Wired UK, dan The Atlantic.
Baik blog maupun email newsletter BrainPicking mengadopsi tema yang sama. Kombinasi warna putih, hitam, dan kuning memenuhi seluruh tampilan. Anda bisa mendapatkan kesan mengakses blog ketika membuka newsletter. Begitu pun sebaliknya, Anda seperti membaca newsletter ketika membuka versi blog.
Kalau boleh membandingkan dengan banyak newsletter lain, BrainPickings punya satu keunggulan yang tak dimiliki newsletter lainnya. Itu adalah kontennya yang begitu padat dan berisi. Konten di sini bukan hanya dalam bentuk teks saja, tetapi juga video, dan ilustrasi visual. Satu hal lagi, newsletter BrainPickings sangat-sangat panjang.
Beberapa orang mungkin takkan menyukai format newsletter macam ini. Besar kemungkinan penerima email mengeluhkan konten yang begitu panjang. Namun, mengingat BrainPickings telah memulai hal serupa sejak tahun 2006 (sudah 12 tahun berjalan), konten panjang inilah yang jadi kekuatan dan daya tarik newsletter BrainPickings.
Tips Membuat Email Newsletter ala BrainPickings:
- Ketahui kelebihan Anda dalam membuat konten dan tampilkan kelebihan itu dengan sebaik-baiknya.
- Kombinasikan berbagai macam jenis konten ke dalam newsletter. Bisa dari teks, video, audio, dan ilustrasi visual yang unik.
- Beri tombol opsi Forward to a Friend untuk teruskan email ke teman. Opsi ini bisa menambahkan eksposur luas atas konten yang telah dibuat.
- Tambahkan opsi Read Online untuk memberikan tampilan yang user-friendly.
- Sediakan tombol Like untuk ketahui impresi pembaca sekaligus menyebarkan konten via Facebook.
- Manfaatkan email newsletter untuk monetisasi blog melalui cara donasi terbuka.
3. Contoh Newsletter dari Pocket
Pocket adalah aplikasi sekaligus layanan berbasis web. Software satu ini dibuat supaya pengguna internet bisa menyimpan tautan konten-konten menarik. Entah itu konten dalam bentuk artikel, video, maupun berbagai konten lain yang ada di internet.
Setelah disimpan, pengguna Pocket tak perlu khawatir kehilangan konten yang ingin dinikmati. Mereka juga bisa membukanya di waktu-waktu ke depan ketika membutuhkan.
Melihat tujuan aplikasinya sendiri, tak heran jika email newsletter Pocket terbilang simpel. Newsletter yang dikirim berisi rekomendasi berbagai konten menarik di internet.
Untuk memastikan agar rekomendasi tersebut relevan, Pocket melihat tipikal konten yang Anda simpan di aplikasinya. Jadi, tak aneh jika newsletter Pocket sengaja menyajikan begitu banyak rekomendasi konten.
Newsletter Pocket berisi beberapa judul konten serta rangkuman singkatnya. Di bawah setiap rekomendasi konten, terdapat tombol Save to Pocket.
Dengan mengklik tombol tersebut, konten yang dipilih secara otomatis masuk ke daftar simpan akun Pocket. Tak hanya menawarkan layanan aplikasi, Pocket membantu Anda dapatkan konten menarik supaya Anda getol memakai aplikasinya.
Tips Membuat Email Newsletter ala Pocket:
- Gunakan email marketing sebagai cara berbagi tips supaya pelanggan dapat memanfaatkan produk atau layanan bisnis dengan lebih baik lagi.
- Sediakan banyak pilihan konten menarik untuk pelanggan.
- Mudahkan pelanggan dengan memberikan tombol CTA di beberapa bagian yang relevan.
4. Contoh Newsletter dari Pinterest
Sekalipun tidak ada logo huruf P berwarna merah di pojok kanan atas, Anda pasti dengan cepat menebak jika newsletter tersebut berasal dari sosial media yang belakangan ini kepopulerannya semakin meroket. Ya, tebakan Anda tidak meleset. Ini adalah newsletter dari Pinterest.
Pinterest tetap mempertahankan kekhasan platformnya. Apalagi kalau bukan dengan tampilan seperti kartu. Ini menjadikan Pinterest tak perlu banyak bermain dengan desain atau kata-kata manis di dalam newsletter-nya. Ciri khas Pinterest tetap terlihat jelas disana.
Tak hanya menonjolkan ciri khas, tampilan card Pinterest juga memiliki peran ganda. Ia juga bisa menjadi tombol Call to Action (CTA) yang efektif dan efisien.
Mari bayangkan jika Anda adalah penerima dari newsletter ini. Kata-kata sederhana seperti “We found some fresh board for you.” cukup membuat Anda mengklik newsletter yang dikirim. Tak pelak, Anda tak bisa menahan keinginan untuk melihat-lihat board baru apa yang Pinterest tawarkan untuk Anda.
Jika ada satu board yang menarik mata, Anda akan langsung mengklik board tersebut. Tak terasa Anda akan kembali larut mencari ide dan inspirasi di Pinterest. Betul, kan?
Tips Membuat Email Newsletter ala Pinterest:
- Pahami dan pelajari apa kekuatan super dan keunikan yang Anda miliki. Bawa terus keunikan tersebut agar brand awareness Anda semakin meningkat.
- Call to Action tak selalu berbentuk tombol. Temukan cara paling menarik agar pelanggan Anda tak merasa “dipaksa” untuk menekan tombol.
5. Contoh Newsletter dari Trello
Sudah mulai merancang newsletter Anda? Apakah Anda masih menyematkan tulisan “Newsletter” untuk memberi tahu penerima jika yang mereka terima adalah newsletter?
Jika ya, segera hapus kata itu dari newsletter Anda.
Menaruh judul “newsletter” di sebuah newsletter amatlah membosankan dan juga tidak kreatif. Judul tersebut membuat pembaca berasumsi bahwa newsletter yang Anda kirim pasti berisi promosi, berita membosankan, atau bahkan spam. Kemungkinan pembaca mengabaikan newsletter atau bahkan berhenti berlangganan akan semakin besar.
Sebagai gantinya, Anda bisa mencontoh newsletter dari Trello ini. Trello tak memasang tulisan “newsletter” atau headline sekalipun. Ketika membuka newsletter dari Trello, perhatian Anda akan langsung tertuju pada tampilan ilustrasi visualnya yang ciamik dan senada dengan branding Trello.
Di samping itu, newsletter Trello tak mengandalkan banyak tulisan kata-kata untuk bercerita. Sebaliknya, Trello hanya menyematkan satu kalimat tanya dan satu kalimat ajakan yang menggiring pembaca kepada titik utama yang mereka inginkan: Call to Action (CTA).
Dengan mengarahkan fokus pembaca pada CTA, Trello berhasil mencapai tujuannya untuk mengedukasi pelanggan mereka tentang cara pemakaian Trello.
Jika newsletter Anda juga diarahkan untuk mencapai tujuan yang sama, tentu inspirasi dari Trello ini patut Anda coba.
Tips Membuat Email Newsletter ala Trello:
- Hilangkan kata “newsletter” dari email Anda agar email tidak terlihat kaku dan membosankan bagi pembaca.
- Tarik perhatian pembaca dengan ilustrasi visual. Pastikan ilustrasi visual yang digunakan pun memiliki karakter dan warna yang sesuai dengan brand Anda.
- Newsletter Anda tidak perlu menggunakan banyak paragraf. Semakin efektif dan efisien pilihan kata yang Anda gunakan, maka semakin powerful pula newsletter Anda.
- Jika tujuan utama newsletter Anda adalah untuk meminta pembaca melakukan sesuatu, maka optimalkan semua elemen yang ada dalam newsletter untuk menggiring perhatian pembaca ke arah tombol Call to Action (CTA).
6. Neil Patel
Neil Patel bukannya tidak bisa mempekerjakan seorang desainer grafis untuk mendesain newsletter miliknya. Bukan juga karena ia meremehkan unsur visual sebagai senjata untuk memikat pembaca. Newsletter dari neilpatel.com ini memang sengaja tampil bersih dan apa adanya.
Neil Patel tahu cara memaksimalkan amunisi lain. Kata-kata lah yang mampu menggedor kotak masuk pembaca dan membuat mereka membukanya sesegera mungkin. Hanya dengan kata-kata, Neil Patel mendapatkan perhatian pembacanya.
Tidak percaya? Mari kita menganalisis bagaimana Neil Patel meramu kata-kata menjadi sangat ampuh di newsletter miliknya.
Kita akan mulai dari bagian subjek email. Bagian ini berbunyi “7 Google Analytics Report That Show How Your Blog is Really Performing”
Neil Patel memilih mengawali subjek email dengan angka (7) dibandingkan menggunakan huruf (tujuh). Dari segi penggunaan bahasa, hal ini adalah suatu praktik yang keliru. Namun, jika kita mengaji dari sisi marketing dan copywriting, penggunaan angka di awal judul adalah suatu praktik yang cerdas dan biasa ditemukan.
Dengan menggunakan angka di awal, pembaca juga lebih cepat menyadari berapa banyak hal yang ia dapat. Entah itu dalam bentuk pengetahuan, tips, atau keuntungan yang akan mereka peroleh ketika membuka newsletter tersebut.
Secara otomatis, penerima akan menjadi lebih penasaran dan tergerak untuk mencari tahu lebih dalam. Open conversion rate newsletter Anda otomatis akan meningkat juga.
Angka bukanlah elemen satu-satunya yang membuat judul newsletter Neil Patel begitu powerful. Kalimat selanjutnya dengan jelas menggambarkan bahwa Neil Patel mengusung aturan 80/20. Sebanyak 80% isi newsletter tersebut berfokus pada kebutuhan dan masalah yang dimiliki oleh pelanggan.
Tidak ada kalimat yang merujuk pada promosi website neilpatel.com sendiri. Tak ada hard selling. Tidak ada promosi produk. Kebutuhan pelanggan adalah yang utama dan Neil Patel tahu benar cara memenuhinya.
Tips Membuat Email Newsletter ala Neil Patel:
- Ketahui kekuatan utama Anda dan maksimalkan kekuatan tersebut sebaik mungkin
- Buat subjek email yang tidak hanya menarik namun membuat orang ingin membuka dan membaca lebih jauh
- Pelajari teknik copywriting untuk mengoptimalkan setiap kalimat yang Anda pakai di dalam newsletter
- Hard selling sudah terlampau usang. Ini adalah era dimana Anda dituntut untuk memberi value seluas – luasnya kepada pelanggan Anda. Ingatlah selalu aturan 80/20. Sebanyak 80% isi dari newsletter haruslah tetap berfokus pada pelanggan Anda.
Sudah Terinspirasi dari Contoh Newsletter di Atas?
Email newsletter adalah praktik marketing yang baru berkembang. Meski terlihat simpel ━ seolah sama seperti mengirimkan email ━ bukan berarti promosi via newsletter bisa dilakukan sembarangan.
Di artikel ini, Anda bisa belajar best practice dari contoh newsletter yang diberikan. Satu prinsip yang perlu Anda pegang ketika membuat newsletter adalah jadikan pelanggan Anda sebagai pusat perhatian.
Dengan kata lain, hindari hard selling, promosi berlebihan, dan omong-omong soal bisnis Anda saja. Sebaliknya, fokuslah pada pelanggan dan pelajari teknik copywriting untuk mengoptimalkan daya persuasi dalam newsletter Anda.
Setelah bicara banyak soal teori, baiknya kita lanjutkan bahasan dengan hal lebih konkret. Anda bisa menerapkan best practice tadi berbarengan dengan strategi membangun email list. Lalu, Anda bisa desain newsletter di platform seperti Mailchimp atau plugin email marketing lainnya.
No comments:
Post a Comment